welcome

WELCOME TO PARA PENCARI ILMU.SITUS INI BERISI TENTANG; ILMU PENGETAHUAN, MAKALAH ILMIAH, ILMU TAJWID, KEISLAMAN, DLL.

Monday, March 7, 2016

TUGAS MAKALAH KELAS C ELEMEN/KOMPONEN KURIKULUM



TUGAS MAKALAH KELAS C
ELEMEN/KOMPONEN KURIKULUM


Nama                                  : Akhmad Khoiri
NPM                                   : 1522010033
Semester                             : I (Satu)
Mata Kuliah                        : Pengembangan Kurikulum PAI
Prodi                                   : PAI
Dosen                                  : Dr.Agus Pahrudin, M.Pd                 
                                              Dr. Nasir,S.Pd., M.Pd.





                                                                                      
Program Pasca Sarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
 Raden Intan Lampung
2015







KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang Maha Pengasih dan Penyayang. Kasih-Nya tiada batas dan sayang-Nya melimpah kepada hamba-Nya. Atas rahmat dan pertolongan Allah swt, kami mampu menyelesaikan penulisan makalah tentang Elemen/Komponen Kurikulum”. Makalah  ini ditulis dengan maksud sebagai bahan presentasi mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI, dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman terhadap Kurikulum PAI. Harapan kami, semoga setelah penulisan makalah ini selesai kami semakin memahami tentang “Elemen/Komponen Kurikulum”. Penulis  menyadari bahwa dalam penulisan  makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran, kritik, serta bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami. Akhirnya saya mohon maaf atas segala kekurangan.

Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh


Bandar Lampung, oktober 2015









BAB I
PENDAHULUAN


            Untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang bermutu tinggi, maka diperlukan pendidikan yang bermutu, berperadaban, efektif dan efisien. Karena SDM yang bermutu hanyalah dapat dibentuk, dikembangkan segala potensi dan kemampuannya melalui pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya.
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Sedangkan menurut Hilda Taba (1962), Kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh siswa. Sementara itu, pandangan lain mengatakan bahwa kurikulum sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk peserta didik selama di sekolah.
Salah satu tujuan pembangunan Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai amanat kemerdekaan bangsa, maka tujuan luhur tersebut harus tercapai. Oleh karena itulah, maka dibentuklah perundang-undangan yang mengatur dan bertujuan untuk mencerdaskan rakyat Indonesia.[1] Salah satunya adalah undang-undang tentang sistem pendidikan nasional. Dalam sistem pendidikan nasional terdapat beberapa komponenndonesia, salah satunya adalah kurikulum.
Kurikulum sering disamakan dengan mata pelajaran. Padahal Saylor, Alexander dan Lewis memandang kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk mempengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruang kelas, di halaman sekolah, maupun di luar sekolah.[2] Dari pandangan pakar tersebut sudah jelas bahwa kurikulum bukan hanya kumpulan mata pelajaran. Kurikulum  meliputi segala pengalaman atau proses belajar siswa yang direncanakan dan dilaksanakan di bawah bimbingan lembaga pendidikan.[3]

BAB II
PEMBAHASAN
ELEMEN / KOMPONEN KURIKULUM

A. Elemen/Komponen Kurikulum
Elemen /komponen menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bagian (yang penting, yang dibutuhkan) dari keseluruhan yang lebih besar; unsur: pendidikan merupakan elemen penting dalam suatu negara. Sedangkan kurikulum  menurut KBBI 1. perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan; 2. perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus, jadi elemen atau komponen kurikulum adalah sesuatu yang terpenting atau bagian bagian yang terpenting atau yang dibutuhkan dalam unsur pendidikan.
1. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).[4] Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Sedangkan menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik.
2. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang diberikan kepada anak didik, Karena kurikulum merupakan alat antuk mencapai tujuan, maka kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan.  Di Indonesia ada 4 tujuan utama yang secara hirarki sebagai berikut:
a. Tujuan Nasional Dalam Undang-undang No. 2 tahun 1980 tentang sistem Pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan nasional disebutkan Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya.
b. Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, umpamanya MI. MTs, MA, SD, SMP, SMA, dan sebagainya. Artinya apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan tersebut.
c. Tujuan kurikuler adalah tujuan di bidang studi atau mata pelajaran, sehingga mencerminkan hakikat keilmuan yang ada di dalamnya.
d. Tujuan instruksional, tujuan ini adalah tujuan yang langsung dihadapkan kepada anak didik, sebab harus dicapai oleh mereka setelah menempuh proses belajar-mengajar.[5]
3. kriteria penetapan tujuan
Hilda Taba dalam Curriculum Development memberikan petunjuk-petunjuk yang berikut dalam merumuskan tujuan, sebagai berikut:
1.      Proses mental, yaitu metode untuk melakukan sesuatu produk, bahan yang bertalian dengan itu.
2.      Tujuan yang kompleks harus lebih dispesifikkan, sehingga lebih jelas bentuk kelakuan yang diharapkan
3.      Dalam merumuskan tujuan harus dinyatakan bentuk kelakuan yang diharapkan dan kegiatan belajar itu.
4.      Tujuan lebih bersifat development, yaitu tidak dapat dicapai sekaligus, akan tetapi harus dikembangkan secara kontinu
5.      Tujuan hendaknya realistis, dalam arti bahwa tujuan itu benar-benar dapat dicapai anak pada tingkat dan usia tertentu, atau selama jam pelajaran, atau selama belajar di sekolah itu.
6.      Tujuan harus meliputi segala aspek perkembangan anak yang menjadi tanggung jawab sekolah.
Sedangkan menurut Benyamin Bloom, bahwa tujuan itu di bagi dalam tiga ranah, yaitu:
1.      Tujuan-Tujuan Kognitif meliputi segi intelektual dan proses kognitif, yakni: mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, menyintesis dan mengevaluasi.
2.      Tujuan-Tujuan Afektif berkenaan dengan kesadaran akan sesuatu, perasaan dan penilaian tentang perasaan, yang meliputi: memperhatikan, merespons, menghargai, mengorganisasi nilai, dan mengkarakterisasi nilai-nilai.
3.      Tujuan-Tujuan Psikomotorik Meliputi tingkat kegiatan sebagai berikut:
a.       Melakukan gerakan fisik
b.      Menunjukkan kemampuan perseptual tentang visual, auditif, taktikal, kinestetik, serta mengkoordinasi seluruhnya.
c.       Memperlihatkan kemampuan fisik
d.      Melakukan gerakan yang terampil serta terkoordinasi dalam permainan, olahraga dan kesenian
e.       Mengadakan komunikasi non-verbal.[6]
Ketiga ranah belajar harus diperhatikan dengan cermat dalam perumusan tujuan umum, TIU, TIK. Tujuan mata pelajaran atau mata kuliah menentukan tujuan umum  mata pelajaran itu.
4. Taksonomi Tujuan Pendidikan
Taksonomi tujuan  pendidikan merupakan suatu  kategorisasi tujuan  pendidikan, yang umumnya digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran. Taksonomi tujuan terdiri dari domain-domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1. Domain Kognitif
Benjamin S. Bloom mengemukakan jenjang-jenjang atau tujuan kognitif, sebagai berikut:
a). Pengetahuan (knowledge). Pengetahuan merupakan pengingatan bahan-bahan yang telah dipelajari, mulai dari fakta sampai ke teori, yang menyangkut informasi yang bermanfaat.
b). Pemahaman (comprehension). Pemahaman lebih dari pengetahuan, menguasai dan mengerti untuk lebih menjelaskan kembali apa yang sudah diketahuinya.
c). Penerapan (aplication). Penerapan adalah mampu mempraktekkan apa yang sudah dipahaminya, mampu melaksanakan atau menggunakan bahan yang telah dipelajari ke dalam situasi baru yang nyata.
d). Analisis (analysis). Analisis adalah mampu untuk mendefinisikan, merinci bagian-bagian agar struktur organisasinya mudah dipahami, mengkaji hubungan antara bagian-bagian, mengenali karakteristik atau ciri-ciri dan keterkaitan bagian-bagian tersebut.
e). Sintesis (syntesis). Sintesis adalah kemampuan mengkombinasikan bagian-bagian menjadi suatu keseluruhan yang baru, yang menitikberatkan pada tingkah laku kreatif dengan cara memformulasikan pola dan struktur baru.
f). Evaluasi (evaluation). Evaluasi adalah mempertimbangkan untuk pengambilan keputusan berdasarkan kriteria internal dan eksternal.
2. Domain Afektif
Matra afektif adalah sikap, perasaan, emosi, dan karakteristik moral yang merupakan aspek-aspek penting perkembangan siswa. Krathwohl, Benjamin S. Bloom, dan Masia mengemukakan hierarki matra ini yang terdiri dari:
a). Penerimaan (receiving); suatu keadaan sadar, kemauan untuk menerima, perhatian terpilih.
b). Tanggapan (responding); suatu sikap terbuka ke arah sambutan, kemauan untuk menanggapi atau merespon, kepuasan yang timbul karena sambutan memunculkan tanggapan.
c). Menilai (valuing); penerimaan nilai-nilai, preferensi terhadap suatu nilai, membuat kesepakatan sehubungan dengan nilai.
d). Organisasi (organization); suatu konseptualisasi tentang suatu nilai, suatu organisasi dari suatu sistem nilai.
e). Karakterisasi (characterization) dengan suatu kompleks nilai; suatu formasi mengenai perangkat umum, suatu manifestasi dari pada kompleks nilai.

3. Domain Psikomotorik
Matra psikomotorik adalah kategori ketiga tujuan pendidikan, yang menunjuk pada gerakan-gerakan jasmaniah dan kontrol jasmaniah. Kecakapan-kecapakan fisik dan berupa pola-pola gerakan atau ketrampilan fisik yang khusus atau urutan ketrampilan.
a). Peniruan; suatu perilaku meniru dari contoh yang dilihat dan diamati, seperti: mengaktifkan, menyesuaikan, menggabungkan, mengumpulkan, mengatur, membangun, memposisikan, mengkonstruksi, membersihkan, mengubah, dan sebagainya.
b). Manipulasi; suatu perilaku dalam memberikan respon atau kritikan dari hal-hal yang dilihatnya, seperti: mengoreksi, mendemonstrasikan, merancang, memilah, mengidentifikasi, mengisi, melatih, mereparasi, mencampur, membuat, menempatkan, dan sebagainya.
c). Artikulasi; seperti: mengalihkan, menggantikan, memutar, meniru, memindahkan, mendorong, menarik, memproduksi, mencampur, mengoperasikan, mengemas, membungkus, dan sebagainya.
d). Pengalamiahan; seperti: memulai, menyetir, membentuk, mempertajam, menjeniskan, menempelkan, mensketsa, melonggarkan, menimbang, dan sebagainya.[7]


B. Konten/Isi Kurikulum
1. konsepsi konten
Konsep konten menurut Saylor dan Alexander (1966:160) adalah: Fakta, observasi, data, persepsi, klasifikasi, disain dan pemecahan masalah yang telah dihasilkan pengalaman dan hasil pikiran manusia yang tersusun dalam bentuk ide-ide, konsep, prinsip-prinsip, kesimpulan, perencanaan dan solusi. Sedangkan menurut Hymen (1973:4) konten merupakan: Ilmu pengetahuan (seperti fakta, keterangan, prinsip-prinsip, defenisi), keterampilan dan proses (seperti membaca, menulis, berhitung, menari, berpikir kritis, berkomunikasi lisan dan tulisan) dan nilai-nilai (seperti konsep tentang hal-hal baik, buruk, betul dan salah, indah dan jelek). Dari dua pengertian ini, dapat diterima bahwa secara umum konten kurikulum mencakup tiga komponen utama, yaitu pengetahuan, proses dan nilai-nilai.
2. kriteria penetapan konten
a. Signifikansi, kriteria signifikansi dipakai untuk menetapkan bagian apa dari suatu bidang yang perlu dimasukkan atau ditekankan.
b. Kebutuhan sosial, mempertibangkan kebutuhan sosial anak agar mereka memiliki kemampuan untuk melaksanankan fungsi-fungsi sosial dan meningkatkan nilai-nilai masyarakat. agar berfungsi sebagai orang dewasa kelak.
c. Kegunaan, merupakan kriteria yang paling ilmiah jarena diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Pengetahuan, keterampilan dan sikap seperti apa yang diharapkan masyarakat dari lulusan. Tujuan pendidikan dan tujuan sekolah dapat pula ditetapkan dengan hasil temuan ini.
d. Minat, merupakan salah satu usaha untuk membuat kurikulum relevan dengan peserta didik. Hal yang menjadi minat bagi pelajar perlu dijabarkan untuk menghindari penetapan konsep yang mungkin tidak sesuau dengan minat mereka seungguhnya
e. Perkembangan manusia, kriteria ini didasarkan pada asumsi bahwa sekolah bukan saja merefleksikan masyarakat, tetappi juga sebagai alat untuk mencerdaskan dan mengembangkan manusia untuk perubahan sosial.
f. Struktur disiplin ilmu, kriteria ini didasarkan anggapan bahwa setiap disiplin ilmu mempunyai struktur tersendiri karena itu materi kurikulum harus mencakup kajian yang menungkinkan anak memahami struktur bidang ilmu tertentu.[8]
c. organisasi kurikulum
Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang disampaikan kepada peserta didik guna tercapainya  tujuan pendidikan atau pembelajaran yang ditetapkan[9].
Dari pengertian organisasi kurikulum diatas, dapat disimpulkan bahwa organisasi kurikulum adalah struktur kurikulum berupa kerangka umum program-program pengajaran yang disusun dalam pola tertentu dengan tujuan untuk mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan bisa tercapai. Adapun struktur kurikulum ada dua, yaitu, stuktur horizontal dan struktur vertikal.
Struktur horizontal dalam organisasi kurikulum adalah suatu bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Hal ini berkaitan erat dengan tujuan pendidikan, isi pelajaran, dan strategi pembelajarannya[10]. Adapun bentuk-bentuk struktur horizontal dalam oragnisasi kurikulum meliputi Separated Subject Curriculum, Correlated Subject Curriculum dan Integrated Subject Curriculum[11].
1)  Separated curriculum (mata pelajaran yang terpisah-pisah) merupakan organisasi kurikulum dalam bentuk mata pelajaran yang disajikan secara terpisah antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lain[12]. Mata pelajaran disini bukan hanya mata pelajaran seperti IPA, IPS dan lain-lain. Akan tetapi, itu adalah hasil pengalaman umat manusia sepanjang masa, atau kebudayaan dan pengetahuan yang dikumpulkan oleh umat manusia sejak dulu kala[13]. Dari penjabaran diatas, terkesan bahwa bentuk kurikulum ini, ingin memudahkan pemahaman siswa dalam mempelajari mata pelajaran.
a)   Kelebihan Separated Curriculum[14]:
(1)     Bahan pelajaran disusun secara logis, sistematis, sederhana, dan mudah dipelajari.
(2)     Dapat dilaksanakan untuk mewariskan nilai-nilai dan budaya terdahulu.
(3)     Kurikulum ini mudah diubah dan dikembangkan.
(4)    Bentuk kurikulum ini mudah dipola, dibentuk, didesain bahkan mudah untuk diperluas     dan dipersempit sehingga mudah disesuaikan dengan waktu yang ada.
b)   Kekurangan Separated Curriculum[15]:
(1) Kurikulum ini memberikan mata pelajaran yang lepas-lepas, yang tidak berhubungan satu dengan yang lain.
(2) Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang dihadapi anak-anak dalam kehidupan sehari-harinya.
(3) Kurikulum ini menyampaikan pengalaman umat manusia yang lampau dalam bentuk logis dan sistematis.
(4)Tujuan kurikulum ini terlampau terbatas.
(5) Kurikulum ini kurang mengembangkan kemampuan berfikir.
(6)  Kurikulum ini cenderung menjadi statis dan ketinggalan zaman.

2)   Correlated Curriculum
Correlated curriculum (mata pelajaran terhubung) adalah organisasi isi kurikulum yang menghubungkan pembahasan suatu mata pelajaran  dengan mata pelajaran lainnya, atau satu pokok bahasan dengan pokok bahasan lainnya[16]. Contoh: sejarah, ekonomi, geografi merupakan mata pelajaran yang mempunyai kesamaan, sehingga digabungkan menjadi mata pelajara Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Biologi, Fisika dan kimia digabung menjadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
a)    Kelebihan Correlated Curriculum
(1)      Menunjukkan adanya integrasi pengetahuan kepada siswa, dimana dalam pelajaran yang disajikan disoroti dari berbagai bidang dan disiplin ilmu.
(2)     Dapat menambah interes dan menet siswa terhadap adanya hubungan antara berbagai bidang studi.
(3)      Pengetahuan dan pemahaman siswa akan lebih mendalam dengan penguraian dan penjelasan dari berbagai bidang studi.
(4)     Lebih mengutamakan pada pemahaman dari prinsip-prinsip dari pada pengetahuan dan penguasaan fakta-fakta.


b)    Kekurangan Correlated Curriculum
(1)      Bahan yang disajikan tidak berhubungan secara langsung dengan kebutuhan siswa, demikian juga, masalah-masalah yang dikemukakan tidak berkenaan secara langsung dengan kehidupan sehari-hari yang dialami siswa.
(2)     Pengetahuan yang diberikan tidak mendalam.
(3)      Urutan penyusunan dan penyajian bahan tidak secara logis dan sistematis.
(4)     Kebanyakan diantara para guru kurang menguasai antar disiplin ilmu, sehingga dapat mengaburkan pemahaman siswa.
3)    Integrated Curriculum
Integrated curriculum arti sederhananya adalah integrasi kurikulum atau kurikulum terpadu. Menurut S. Nasution, kata integrasi berasal dari kata integer yang mempunyai arti unit. Sehingga integrasi yang dimaksud adalah perpaduan, koordinasi, harmoni, kebulatan keseluruhan[17].
Dengan menerapkan studi masalah dalam mengembangkan kurikulum, maka dengan mudah bisa dilakukan pemaduan pelajaran. Misalanya, pelajaran agama islam kelas XII jurusan IPA memasuki bahasan tentang Isra’ Mikraj, maka peristiwa itu bisa diterangkan dalam pelajaran fisika tentang kecepatan. Kecepatan Nabi Muhammad ketika isra’ mikraj itu sangat tinggi sehingga seakan-akan tidak masuk akal, dalam ilmu fisika terdapat yang namanya kecepatan yang tak terhingga. Kecepatan yang tak terhingga hanya bisa terjadi kalau bendanya itu tidak mempunyai massa jenis. Massa jenis ini bisa diterangkan dalam pelajaran kimia. Atau masalah itu bisa diterangkan dalam mata pelajaran lainnya.
a)   Kelebihan Integrated Curriculum
(1)      Mempelajari bahan pelajaran melalui pemecahan masalah dengan cara memadukan beberapa mata pelajaran secara menyuluruh dalam menyelesaikan suatu topik atau permasalahan.
(2)     Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belejar sesuai dengan bakat, minat dan potensi yang dimilikinya secara individu.
(3)      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan masalah secara konprehensif dan dapat mengembangkan belajar secara bekerja sama.
(4)     Dapat membantu meningkatkan hubungan antara sekolah dengan masyarakat.
(5)      Dapat menghilangkan batas-batas yang terdapat dalampola kurikulum yang lain.

b)   Kekurangan Integrated Curriculum
(1)      Kurikulum dibuat oleh guru dan siswa sehingga memerlukan kesiapan dan kemampuan guru secara khusus dalam pengembangan kurikulum seperti ini.
(2)     Bahan pelajaran tidak disusun secara logis dan sistematis.
(3)      Bahan pelajaran bersifat sederhana.
(4)     Memerlukan biaya, waktu dan tenaga yang banyak.

Sedangkan struktur vertikal kurikulum berkaitan dengan masalah sistem pelaksanaan kurikulum di sekolah, termasuk didalamnya adalah sistem pengalokasian waktu[18]. Struktur vesrtikal kurikulum meliputi: sistem kelas, sistem tanpa kelas, kombinasi antara sistem kelas dan tanpa kelas, sistem unit waktu dan pengalokasian waktu.
a.       Sistem kelas, yakni sistem pelaksanaan kurikulum dilaksanakan melalui kelas-kelas  tertentu[19]. Misalnya, kelas 1-6 SD/MI, kelas 7-9 untuk SMP/MTs dan 10-12 kelas untuk SMA/MA. Sistem ini membawa pada konsekwensi harus dilakukan kenaikan kelas secara terus-menerus setiap tahunnya. Bagi siswa yang belum mencapai kemampuan yang diharapkan oleh masing-masing pelajaran, maka siswa tersebut dinyatakan tidak naik kelas.
b.      Sistem tanpa kelas merupakan sistem yang tidak mengenal yang namanya kelas. Siswa diberi kebebasan untuk menentukan sendiri program studi atau yang akan dikerjakan, kalau sudah merasa mampu menguasai pelajaran yang telah diambil, siswa tersebut dipersilahkan untuk mengambil pelajaran lain tanpa harus menunggu teman-temannya yang masih belum bisa menguasai mata pelajaran.
c.       Sistem kombinasi antara sistem kelas dan tanpa kelas, ini merupakan bentuk perpaduan dari dua sistem diatas. Misalnya, ada 20 siswa SD kelas 3, kemudian ada beberapa siswa yang sudah bisa menguasai mata pelajaran dikelas itu, maka siswa tersebut diperbolehkan untuk mengambil mata pelajaran kelas lain misalnya kelas 4, tetapi siswa tersebut statusnya tetap kelas 3. Sistem pendidikan seperti ini dapat disebut sebagai sistem pengajaran modul. d.      Sistem unit waktu merupakan sistem kurikulum yang terbagi dalam beberapa waktu misalanya, SD/MI mempunyai enam tingkatan kelas ditargetkan dalam waktu enam tahun, setiap kelasnya membutuhkan waktu satu tahun, dalam satu tahun itu, masih terbagi dalam program semester. Dalam program semester waktu satu tahun dibagi dalam dua semester.
e.       Pengalokasian waktu, ini menyangkut pembagian waktu kepada masing-masing mata pelajaran. Pengalokasian waktu harus memperhatikan bobot dan tingkat kesulitan dari masing-masing mata pelajaran.
4. kurukulum inti (core curriculum)
Menurut Caswell, seperti dikutip dalam Nasution (1993: 115), definisi kurikulum inti adalah sebagai berikut : "A continous, careful planned series of experience which are based on significant personal and social problems and which involve learning of common concern to all youth".
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kurikulum inti adalah:
a. Kurikulum inti merupakan rangkaian pengalaman yang saling berkaitan, b. Direncanakan secara terus menerus sebelum dan selama dijalankan, c. Berdasarkan pada masalah-masalah yang dihadapi, d. Berdasarkan pribadi dan sosial, e. Diperuntukan bagi semua siswa, karenanya termasuk pendidikan umum[20]
d. evaluasi kurikulum
[21]Evaluasi kurikulum merupakan salah satu komponen kurikulum yang perlu dikuasai oleh guru sebagai pelaksana kurikulum.
1. Tujuan Evaluasi Kurikulum
a. Perbaikan Program. Dalam konteks tujuan ini informasi hasil evaluasi dijadikan input bagi perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum yang sedang dikembangkan. Sehingga tercapai hasil pengembangan yang optimal dari sistem yang bersangkutan.
b. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak. Dalam mempertanggung jawabkan hasil yang telah dicapainya, pihak pengembang kurikulum perlu mengemukakan kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang sedang dikembangkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan.
c. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan. Tindak lanjut hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan : Pertama, apakah kurikulum baru tersebut akan atau tidak akan disebar luaskan ke dalam sistem yang ada ? Kedua, dalam kondisi yang bagaimana dan dengan cara yang bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan disebar luaskan ke dalam sistem yang ada ?. Dari dua pertanyaan tersebut kita bisa memilih mana pertanyaan yang cocok dalam kondisi pendidikan yang sudah ada, itu adalah penentuan yang akan disepakati bersama.
BAB III
KESIMPULAN


Sesuatu terpenting atau bagian terpenting,  dibutuhkan dalam unsur pendidikan yang menjadi komponen kurikulaum adalah semua yang berkaitan dengan pendidikan dan kurikulum mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Tujuan kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang diberikan kepada anak didik. Konsep konten menurut Saylor dan Alexander (1966:160) adalah: Fakta, observasi, data, persepsi, klasifikasi, disain dan pemecahan masalah yang telah dihasilkan pengalaman dan hasil pikiran manusia yang tersusun dalam bentuk ide-ide, konsep, prinsip-prinsip, kesimpulan, perencanaan dan solusi. Dari pengertian ini, dapat diterima bahwa secara umum konten kurikulum mencakup tiga komponen utama, yaitu pengetahuan, proses dan nilai-nilai.
Dari pengertian organisasi kurikulum, dapat disimpulkan bahwa organisasi kurikulum adalah struktur kurikulum berupa kerangka umum program-program pengajaran yang disusun dalam pola tertentu dengan tujuan untuk mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan bisa tercapai. Adapun struktur kurikulum ada dua, yaitu, stuktur horizontal dan struktur vertikal. Adapun bentuk-bentuk struktur horizontal dalam oragnisasi kurikulum meliputi Separated Subject Curriculum, Correlated Subject Curriculum dan Integrated Subject Curriculum.
Evaluasi kurikulum merupakan salah satu komponen kurikulum yang perlu dikuasai oleh guru sebagai pelaksana kurikulum,tujuan Evaluasi Kurikulum:
a. Perbaikan Program.
b. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak.
c. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan.





DAFTAR PUSTAKA


Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan,(2003). Buku II –Kurikulum Program
Studi.http://tirtanizertrs.blogspot.co.id/2012/11/kurikulum-inti.html/>akses 5:43/27/10/2015
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011AHMAD MULYADIPRANA/PDF/Evaluasi_Kurikulum.pdf> akses 6:29/27/10/2015
http://www.m-edukasi.web.id/2013/04/tujuan-kurikulum-pendidikan.html,5:44/25/10/2015
https://tepenr06.wordpress.com/2011/10/26/konten/>akses7:00/25/10/2015
Muhaimin, Konsep Pendidikan Islam, (Solo: CV.Ramadhani, 1991), 41.
Nasution, S, Asas-Asas Kurikulum, Jakarta : Gema Insani, 1995, hlm. 47-51
Nasution, S. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara, 1995
Ruhimat , Toto DKK. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Rajawali Press, 2011.
Sri Awan Asri,. dan Yuliwati,.Bahan Ajar Pendidikan dan Pembelajaran, hal. 24-26
Sunaryo Hery, diakses dari http://educloud.fkip.unila.ac.id/ pada tanggal 25/09/2013
Syarief, A. Hamid. Pengembangan Kurikulum.Surabaya: Bina Ilmu, 1998.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3


[1] Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3)
[2] Toto Ruhimat, et al, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: Rajawali Press, 2011),  2.
[3] Toto Ruhimat, et al, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: Rajawali Press, 2011),  2.
[4] Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan,(2003). Buku II –Kurikulum Program Studi.

[5] http://www.m-edukasi.web.id/2013/04/tujuan-kurikulum-pendidikan.html,5:44/25/10/2015
[6] Prof. Dr. S. Nasution, MA., Asas-Asas Kurikulum, Jakarta : Gema Insani, 1995, hlm. 47-51
[7] Dra. Hj. Sri Awan Asri, M.Pd. dan Yuliwati, M.Pd.Bahan Ajar Pendidikan dan Pembelajaran, hal. 24-26
[8] https://tepenr06.wordpress.com/2011/10/26/konten/>akses7:00/25/10/2015
[9] Muhaimin, Konsep Pendidikan Islam, (Solo: CV.Ramadhani, 1991), 41.
[10] Hery Sunaryo, diakses dari http://educloud.fkip.unila.ac.id/ pada tanggal 25/09/2013
[11] A. Hamid Syarief, Pengembangan ………, 65.
[12] A. Hamid Syarief, Pengembangan …… ..., 57.
[13] S. Nasution, Asas-Asas……………………, 179.
[14] Toto Ruhimat, et al, Kurikulum dan ……., 90.
[15] S. Nasution, Asas-Asas …….., 185-190.
[16] Toto Ruhimat, et al, Kurikulum dan ……., 91.
[17] S. Nasution, Asas-Asas ……..,195-196
[18] A. Hamid Syarief, Pengembangan ………, 65.
[19] Hery Sunaryo, diakses dari http://educloud.fkip.unila.ac.id/ pada tanggal 25/09/2013
[20] http://tirtanizertrs.blogspot.co.id/2012/11/kurikulum-inti.html/>akses 5:43/27/10/2015
[21]http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196209061986011AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/Evaluasi_Kurikulum.pdf> akses 6:29/27/10/2015

2 comments:

  1. trimakasih atas infonya....
    minta izin copas buat tugas ya... sukses selalu....

    ReplyDelete
  2. terima kasih banyak gan,, sangat membantu

    ReplyDelete