TUGAS MAKALAH
IMPERIUM TURKI
USMANI
Nama : Akhmad Khoiri
NPM : 1522010033
Semester :
I (Satu)
Mata Kuliah :
Sejarah Peradaban Dan Pemikiran Islam
Prodi :
PAI
Dosen :
Prof. Wan jamaludin, S.Ag., M.Ag., Ph.D.
Dr. Hasan Mukmin, M.A.
Program Pasca Sarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Intan Lampung
2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulilah puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah swt yang Maha Pengasih dan Penyayang. Kasih-Nya tiada
batas dan sayang-Nya melimpah kepada hamba-Nya. Atas rahmat dan pertolongan
Allah swt, kami mampu menyelesaikan penulisan makalah tentang “Imperium Turki Usmani”. Makalah ini ditulis dengan maksud
sebagai bahan presentasi mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI, dan menjadikan
penambahan wawasan sekaligus pemahaman terhadap Kurikulum PAI. Harapan kami, semoga setelah penulisan
makalah ini selesai kami semakin memahami tentang “Imperium Turki Usmani”.
Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran, kritik,
serta bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan
datang, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami. Akhirnya saya mohon maaf atas
segala kekurangan.
Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh
Bandar Lampung,
oktober 2015
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak generasi awal Islam, semua
pemimpin berasal dari bangsa Arab. Hingga, kemudian keruntuhan Bani Abasiyyah
mengakibatkan kesatuan Muslimin terpecah belah. Sejak itulah muncul kekuatan
baru dari tanah Asia, yaitu Turki. Turki Usmani (Ottoman) bukanlah Muslimin
dari kalangan Arab, melainkan dari Asia Tengah. Meski demikian, merekalah yang
berhasil meneruskan estafet kepemimpinan Islam dari tangan bangsa Arab dan
mempersatukan kembali Muslimin di bawah satu panji kekhalifahan.
Menurut Mahayudin Yahya dan Ahmad Jaelani Halimi dalam Sejarah Islam, sekitar abad ke-13 Masehi muncul kekuatan baru dari barat daya Asia Kecil yang berbangsa Turki. Kemunculan ini menjadi pemimpin umat Islam dari abad 13 hingga 20 Masehi. Menurut Philip K Hitti dalam History of the Arabs, Turki Usmani merupakan campuran suku-suku Iran di Asia Tengah yang bergerak dari Mongolia menuju Asia Kecil dan berangsur-angsur menggeser posisi Bani Seljuk, sepupu mereka Senada, Badri Yatim dalam Sejarah Peradaban Islam mengatakan, mereka merupakan bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kira-kira tiga abad, mereka pindah ke Turkistan, kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad kesembilan atau kesepuluh, ketika menetap di Asia Tengah. Di bawah tekanan serangan-serangan Mongol pada abad ke-13 Masehi, mereka melarikan diri ke daerah barat dan mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara-saudara mereka, orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia Kecil.
Menurut Mahayudin Yahya dan Ahmad Jaelani Halimi dalam Sejarah Islam, sekitar abad ke-13 Masehi muncul kekuatan baru dari barat daya Asia Kecil yang berbangsa Turki. Kemunculan ini menjadi pemimpin umat Islam dari abad 13 hingga 20 Masehi. Menurut Philip K Hitti dalam History of the Arabs, Turki Usmani merupakan campuran suku-suku Iran di Asia Tengah yang bergerak dari Mongolia menuju Asia Kecil dan berangsur-angsur menggeser posisi Bani Seljuk, sepupu mereka Senada, Badri Yatim dalam Sejarah Peradaban Islam mengatakan, mereka merupakan bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina. Dalam jangka waktu kira-kira tiga abad, mereka pindah ke Turkistan, kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad kesembilan atau kesepuluh, ketika menetap di Asia Tengah. Di bawah tekanan serangan-serangan Mongol pada abad ke-13 Masehi, mereka melarikan diri ke daerah barat dan mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara-saudara mereka, orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia Kecil.
Adapun kata Usmaniyah
(uthmaniyah, uthamanli, Inggris; ottoman), menurut Mahayudin dan Halimi,
diambil dari nama penggasas kerajaan, yaitu Usman bin Erthogrul (Erthogril) bin
Sulaiman Shah dari suku Qayi (Qayigh). Yakni, salah satu suku cabang dari
keturunan Oghus Turki. Suku ini tinggal di perkampungan di Mahan, Asia Minor.
Sulaiman Shah beserta pengikut seribu orang berangkat dari sana menuju
Anatolia.
Bangsa Turki mempunyai
peran yang sangat penting dalam perkembangan kebudayaan Islam. Peran yang
paling menonjol terlihat dalam politik ketika masuk dalam barisan tentara
profesional maupun dalam birokrasi pemerintahan. Begitu juga masyarakat Turki
menekankan pembaharuan-pembaharuan kelompok sekuleris Republik Turki, sehingga
masyarakat Turki mempunyai ciri khas ke-Islamannya. Maka di tahun belakangan
ini Turki telah memperlihatkan suatu kontras yang menyolok dengan negeri-negeri
Islam di Timur Tengah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal usul turki ustmani
Garis keturunan bani
utsmani besambung pada kabilah turk maniyah, yang pada permulaan abad ke-7 H
atau bertepatan Abad ke-13 M, mendiami Urdistan. akibat serangan orang-orang
Mongoliah di bawah pimpinan Jengish Khan ke Irak dan wilayah-wilayah asia
kecil, sulaiman, kakek dari utsman melakukan hijrah pada tahun 617 H/1220 M.
Bersama-sama dengan kabilahnya dia beranjak meninggalkan Kurdistan menuju
Anatolia dan mereka pun menetap di kota Akhlath.
Sulaiman meningal tahun
628 H atau 1230 M. Dia digantikan salah seorang putranya bernama Urtugil yang
terus bergerak hingga mencapai barat laut Anatolia[1].
Bangsa turki Utsmani
bersal dari keluarga Qabey, salah satu kabilah al-Ghaz al-Turky yang mendiami
daerah Turkistan pemimpinnya yang terkenal bernama Sulaiman yang membawa
kabilahnya seusai perang Milaz Kurd, mengembara ke asia kecil. Akan tetapi di
tengah perjalanan tepatnya di perbatasan Halb, sulaiman meninggal dunia,
sehingga rombongan pengembara tersebut menjadi bimbang. Rombongan pengembara
tersebut akhirnya pecah menjadi dua kelompok, kelompok yang kembali pulang dan
kelompok yang terus melanjutka perjalanannya. Kelompok yang kedua yang memilih
untuk melanjutkan perjalana ini memilih putra sulaiman, yaitu Arthogol.
Sesampainya di asia kecil rombongan Arthogol mengabdikan diri kepada Sultan
Alaudin II yang mana saat itu kebetulan sedang berperang dengan Byzantium, maka
Arthogol bersama rombongannya bergegas membantu pasukan tentara Alaudin. Berkat
bantuan Arthogol dan rombongannya akhirnya pihak Alaudin memenangkan perang
tersebut. Sultan Alaudin menghadiahkan sebidang tanah di asia kecil yang berbatasan
dengan Byzantium dan dibiarkan memperluas wilayahnya merambah ke wilayah musuh,
sejak saat itu mereka membina wilayah dan daerah barunya juga memilih kota
Syukud sebagai ibu kotanya. Pada tahun 1258 M Arthogol dikaruniai seorang putra
yang diberi nama Utsman.
Pada tahun 699 H/1299
M. Daulat saljuk lenyap ditaklukan oleh tentara mongol dan pada tahun itu juga
Sultan Alaudin meninggal dunia. Dengan demikian utsmanpun segera
memproklamirkan kemerdekaan wilayahnya dengan nama “kesultanan utsmani yang
diambil dari namanya sendiri”. Pada kesempatan itu utsman melakukan penaklukan
dan peluasan wilayahnya karena gelombang pertama ekspansi Mongol yang dipimpin
oleh zainiskhan tidak menimbulkan dampak negatif bagi turki utsmani. Utsman
wafat pada tahun 1326 M dan di gantikan anaknya Urkhan, pada tahun pertama dari
masa pemerintahannya ia berhasil menaklukan kota broessa dan dapat menduduki
kota azmir, menyusul kemudin thawasyanly (1330). Sedang angkara ditaklukan oleh
putranya sulaiman, pada tahun 1354 M.[2]
B. Kejayaan sulaiman al-Qanuni, dan muhammad al fatih
1. Kejayaan sulaiman
al-Qanuni
Sejarah
Islam mencatat kiprah dan pejuangannya dengan tinta emas sebagai penguasa muslim tersukses. Di abad ke-16 M, penguasa Kekhalifahan Usmani Turki itu menjadi pemimpin yang sangat penting
di dunia – baik di dunia Islam maupun Eropa. Di era kepemimpinannya, Kerajaan Ottoman menjelma
sebagai negara adikuasa yang disegani dalam bidang politik, ekonomi, dan militer.
Upaya
penegakan kembali syariat Islam secara paripurna dan mendunia via Khilafah
Islam mungkin sangat asing 10 tahun yang lalu, namun pada masa ini desakan dan
kesadaran masyarakat akan perlunya penegakan syariah dan khilafah semakin
terasa. Karena itu upaya penyesatan, monsterisasi dan
stigmatisasi negatif terhadap syariat Islam dan sistem khilafah pun sekarang
sangat marak, intinya membuat ummat Islam takut, tidak percaya terhadap Islam
dan sistem dari Allah.
Salah
satunya lewat penyesatan dan penyimpangan kisah tokoh dan pahlawan Islam, salah
satunya Sutan Suleyman Al-Qanuni, yang pada masa pemerintahannya, Khilafah
Islam mencapai puncak kejayaan baik secara wilayah maupun peradabannya SulIman,
pemuncak tahta yang diwariskan Rasulullah dan Khulafaur Rasyidin, mengukir
sejarah dunia via penaklukkan darat dan lautan. Belgrade, Rhodes, Hungaria, dia
taklukkan, dan pasukan lautnya menguasai lautan mediterania sampai lautan Aceh
pun dia lindungi Sultan Suliman Al-Qanuni selain perkasa di lapangan perang
juga piawai dalam administrasi negara, dia merinci setiap hukum-hukum Islam
menjadi praktis dalam penerapannya, karenanya dia dijuluki "Al-Qanuni",
yaitu "Sang Pemutus Hukum (berdasar syariat Islam).[3]
Gelar Al-Qanuni yang melekat pada
nama besarnya dianugerahkan atas jasanya dalam menyusun dan mengkaji sistem
undang-undang Kesultanan Turki Usmani. Tak hanya menyusun, Sultan Sulaeman pun
secara konsisten dan tegas menjalankan undang-undang itu. Sulaiman menerapkan syariah Islamiyah dalam
memimpin rakyat yang tersebar di Eropa, Persia, Afrika, serta Asia Tengah. Pantaslah
bila Sulaeman dikagumi lawan dan kawan. Ia adalah seorang penguasa
kuat yang merakyat. Baginya, setiap rakyat di Kesultanan Usmani memiliki hak
yang sama. Tak ada pembedaan pangkat dan derajat. Kebebasan dan toleransi
menjalankan kehidupan beragama pun dijunjungnya. Tak heran, jika pada masa
kekuasaannya umat Islam
serta Yahudi dapat hidup dengan aman dan damai.
Salah
satu upaya penting yang dilakukan Sulaeman agar pemerintahannya kuat dan
dicintai rakyat adalah dengan mememilih gubernur yang benar-benar berkualitas.
Ia memilih gubernur yang mewakilinya di setiap provinsi dengan selektif dan
ketat. Popularitas dan status sosial tak menjadi syarat dalam mencari kandidat
gubernur. Agar tak kecolongan, ia sendiri yang turun langsung menyelidiki jejak
rekam serta kepribadian setiap calon gubernur.
Hasilnya
sungguh memuaskan. Setiap gubernur yang dipilih dan dilantiknya adalah sosok
pemimpin yang besih dan benar-benar berkualitas. Itulah mengapa, wilayah kekuasaan
Usmani Turki yang begitu luas bisa bersatu dan tumbuh dengan pesat menjadi
sebuah kekuatan yang sangat diperhitungkan di dunia. syariat Islam pun bisa dijalankan
dengan baik.
Sulaiman
pun dikenal sebagai pemimpin yang turut memajukan kebudayaan. Ia mencinta seni
dan kebudayaan. Selain menduduki tahta kesultanan, Sulaiman pun dikenal sebagai
salah seorang penyair yang hebat dalam peradaban Islam. Pada era
kekuasaannya, Istanbul – ibukota Usmani Turki menjelma menjadi pusat kesenian
visual, musik, penulisan serta filasafat. Inilah periode yang paling kreatif
dalam sejarah kesultanan Usmani.
Sulaiman
merupakan putera Sultan Salim I. Dia terlahir pada 6 November 1494 M di
Trabzon, kawasan pantai Laut Hitam. Sejak kecil, dia sudah didik sang ayah
pelajaran dan ilmu seni berperang serta seni berdamai. Menginjak usia tujuh
tahun, Sulaiman cilik dikirim ke sekolah Istana Topkapi di Istanbul. Di sekolah
itu, dia mempelajari beragam ilmu pengetahuan seperti, sejarah, sastra, teologi
serta taktik militer.
Meski berdarah ningrat dan putera mahkota sebuah kesultanan yang sangat besar,
sejak muda Sulaiman sudah sangat merakyat. Sahabat dekatnya justru adalah
seorang budak bernama, Ibrahim. Kelak, sahabatnya itu menjadi penasehat yang
amat dipercayainya.[4] Sebelum
menduduki tahta kesultanan Usmani, pada usia 17 tahun dia ditunjuk sang ayah
untuk menjadi gubernur pertama Provinsi Kaffa (Theodosia). Lalu setelah itu,
dia diuji dengan menduduki jabatan Gubernur Sarukhan (Manisa) dan kemudian
memimpin masyarakat di Edirne (Adrianople). Delapan hari setelah sang ayah
tutup usia, pada 30 September 1520 M, Sulaeman naik tahta menjadi sultan ke-10
Kesultanan Usmani. Seorang utusan dari Venesia, Bartolomeo Contarini dalam
catatan perjalanannya ke Istanbul Turki menggambarkan sosok Sultan Sulaiman.
Menurut Contarini, saat itu Sulaiman baru berusia 22 tahun. ”Postur
tumbuhnya tinggi, tapi kurus dan kuat serta corak kulitnya lembut,” tutur
Contarini. Selain itu, sang sultan digambarkan memiliki leher yang sedikit
lebih panjang dan wajahnya yang tipis serta hidungnya bengkok seperti paruh
rajawali.
”Dia
adalah pemimpin yang bijaksana, sangat cinta pada ilmu. Sehingga semua orang
berharap banyak dari kepemimpinannya,” imbuh Contarini memuji akhlak
Sultan Sulaiman I. Sebagian sejarawan mengklaim pada masa remajanya mengagumi
Aleksander Agung. Menurut sejarawan, Sulaiman sangat terpengaruh visi
Aleksander dalam membangun sebuah kerajaan yang dapat berkuasa dari Timur
hingga Barat.
Masa
pemerintahannya terbilang sangat panjang, jika dibandingkan Sultan-Sultan
Ottoman lainnya. Selama berkuasa selama 46 tahun, Sultan Sulaeman begitu banyak
mencapai kemenangan dalam berbagai peperangan. Sehingga, wilayah kekuasaan
Kesultanan Usmani terbentang dari Timur ke Barat.
Kecintaannya
pada ilmu pengetahuan diwujudkannya dengan mendirikan Universitas
As-Sulaimaniyah. Sama seperti halnya pembangunan masjid Agung Sulaiman,
pembangunan perguruan tinggi itu dilakukan oleh arsitek ulung bernama Mimar
Sinan. Sultan Sulaiman pun sempat menulis salinan Alquran dengan tangannya
sendiri. Kini, salinan Alquran itu masih tersimpan di Masjid Agung Sulaiman.
Sulaiman tutup usia pada usia 71 tahun saat berada di Szgetvar, Hongaria pada
tanggal 5 Juni 1566 M. Jasadnya dimakamkan di Masjid Agung Sulaiman yang berada
di kota Istanbul, Turki. Kehebatan dan kebaikannya selama memimpin kesultanan
Usmani hingga kini tetap dikenang.
2. kejayaan muhammad al-fatih
Sultan murad II
meninggal dunia pada tahun 1451 M. Sebagai penggantinya di lantiklah putranya
muhammad al-fattih atau muhammad II.beliau merupakan sultan utsmani ke-7 dalam
silsilah keturun keluarga utsma. Muhammad di gelari al-fatih dan abu al-khairat
dia memerintah hampir selama 30 tahun, dia memangku kesultanan utsmani setelah
ayahnya wafat pada tanggal 16 muharram 855 H. Bertepatan dengan tanggal 18
februari 1451 M. Waktu itu umurnya baru manjelang 20 tahun. Sultan muhammad
sendiri memiliki keprbadian yang komplit sebuah pribadi yang menggabngkan antar
kekuatan dan keadilan, dia memiliki pengetahuan yang luas. Khusunya dalam
bahasa yang ada pada saat itu. Dan pada saat yang sama memiliki kecenderungan
yang besar terhadapan buku-buku sejarah. Beliau hafal al-qur’an di usianya yang
masih 7 tahun. Beliau tidak pernah meninggalkan sholat rowatib dan tahajud dari
sejak baligh, beau bisa memahami 7 bahasa diusia 23 tahun. Menaklukan
konstantinopel adalah tujuan utama muhammad al-fattih, salah satu faktornya adalah
:
·
Beliau percaya terhadap bisyaroh rasulullah
·
Beliau ingin menjadi pemimpin yang dijanjikan rasulullah
·
Nadzar daripada orang tuanya Murad II
·
Beliau ingin meralisasikan sabda rasulullah yang berbunyi
لتفتحنّ القسطنطينيّة على يدّ رجل فلنعم الآمير
أميرهاولنعم الحيش دلك الحيش" “
“pasti ditaklukan
konstantinopel sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya dan sebaik-baik pasukan
adalah pasukannya”[5]
a. Persiapan Penaklukan
Sultan
muhammad II berusaha dengan berbagai cara dan strategi untuk menaklukan
konstantinopel, diantaranya denan cara memperkuat kekuatan militer utsmani
dengan personil mencapai 250.000 mujahid.[6] jumlah
ini merupakan jumlah yang sangat besar jika dibandingkan jumlah tentara
dinegara lain saat itu. Semangat moril diperkuat dengan infrastruktur angkatan
perang yang mutakhir dan strategi canggih dimana sultan muhammad membangun
benteng Romali Hisari diwilayah selatan eropa diselat Bosphorus pada sebuah
titim yang paling strategis yang berhadapan dengan benteng yang pernah dibangun
dimasa pemerintahan Byayazid didaratan Asia.
Sultan menaruh
perhatian khusus untuk mengumpulkan senjata. beliau mengundang seorang insinyur
ahli meriam yang bernama Orban. Insinyur ini mampu merakit sebuah meriam yang
sangat besar, salah satunya adalah meriam yang memiliki bobot hingga ratusan
ton dan membutuhkan ratusan lembu untuk menariknya. Selain itu sultan juga
memperhatikan penuh pada penguatan armada laut utsmani yang ditandai dengan
diperbanyaknya beragam kapal yang dipergunakan untuk membuka kata itu, menurut
literatur sejarah kapal yang sultan prsiapkan berjumlah sekitar 400 kapal. Sebelum
melakukan serangan ke kota Konstatinopel, sultan melakukan perjanjian dengan
beberapa negara rival, dengan tujuan agar dia bisa berkonsentrasi untuk
menghadapi satu musuh. Maka dijalinlah perjanjian dengan negara Galata yang
berbatasan dengan Konstatinopel dari arah timur yang dipisahkan dengan Selat
Tanduk Emas. Saat gencarnya sultan muhammad mempersiapkan diri melakukan penaklukan
ini, kaisar Bizantium dengan mati-matian berusaha untuk mengalihkan perhatian
sultan dari target yang dia inginkan.
b. Serangan
Kota
konstantinopel di kelilingi autan dari tiga sisi sekaligus, yaitu selat
boshporus, marmarah, dan tanduk emas yang dijaga dengan menggunakan rantai yang
demikian besar, hingga sangat tidak memungkinkan untuk masuknya kapal
kedalamnya. Di samping itu, dari daratan jug di jaga dengan pagar-pagar lapis
tiga yang sangat kokoh yang terbentang dari laut marmarah hingga tanduk
emas.
Sultan
pun terus merintis jalan pembuka antara andrianpole dan konstantinople,
akhirnya pada hari kamis tanggal 26 rabiul awal 857 h. Bertepatan dengan
tanggal 6 april 1453 M maka berkumpullah pasukan utsmani yang berjumlah sekitar
250.000 pasukan. Sultan muhammad berpdato di hadapan mereka dengan berapi-api
dan penuh semangat yang memicu pasukan untu berjihad dan meminta kemenangan
pada allah atau mati syahid. Peluru-peluru meriam tentara islam tentara islam
di luncurkan dari brbagai arah. Suara menggelegar dari peluru-peluru
tersebut . menimbulkan rasa takut yang mencekam dalam dada pasukan byzantium.
Bantuan-bantuan kristen
dari eropa tidak pernah berhenti . dari kota genoa italia yang terkenal dengan
keahlian dalam membuat kapal-kapal perang yang besar yang dipimpin komandannya
Gustian dengan disertai tujuh ratus pasukan suka rela dari negara-negara.[7]
Setelah berhari-hari
pertempuran sengit terjadi, pasukan ustmani belum bisa menembus benteng
pertahanan kontantinopel, malahan pasukan islam banyak yang berkurang, sultan
hampir putus asa, tapi sang guru sultan syekh aaq syamsuddin, selalu menasihati
sultan untuk terus melakukan pertempuran.sultan tampak memiliki pemikiran yang
cemerlang yakni memindahkan kapal-kapal dari pangkalannya di bayskatasy ke
tanduk emas yang dilakukan dengan menariknya melalui darat antara dua
pelabuhan, dalm usaha menjauhkannya dari galata karena khawatir kapal-kapalnya
akan mendapat serangan dari arah selatan. Ditariklah perahu-perahu tersebut dari
boshporus ke daratan dengan menggunakan kayu-kayu yang telah di beri
minyak.jarak penarikannya sekitar tiga mil. Dalam waktu satu malam. Malam
itu tentara utsmani menarik lebih dari tujuh puluh perahu dan di labuhkan di
tanduk emas.
Akhirnya dengan pertolongan
allah, pada jam satu pagi, hari selasa , tanggal 20 jumadil ula tahun 857 H.
Bertepatan tanggal 29 mei tahun 1453 M. Serangan umum mulai di
lancarkan ke konstantinopel setelah di keluarkan komando pada semua mujahidin
yang menggemakan takbir orang-orang byzantium dilanda ketakutan yang sangat
luar biasa. Mereka segera menabuh lonceg-lonceng gereja dan banyak orang
kristen yang sengaja berlindung di dalam gereja. Pada saat itu juga pasukan
muslim telah menjebol pertahanan kota dimana-mana kini konstantinpel telah
jatuh kekubu kaum mslim, sedangkan kaisar byzantium constantine elah hilang
ditelan perang dan tidak ditemukan dimanapun.
c. Penaklukan
konstantinopel
Ini adalah kisah ketika
dunia hanya mengenal dua wilayah, barat dan timur. Ini adalah persaingan antara
dua negara Imperium Romawi dan khilafah islam. Ini adalah cerita disaat dunia
terpolarisasi menjadi dua bagian, kristen dan islam. Ini adala etik antara dua
kekuasaan antara bizantium dan utsmani.[8]
d. Sekilas
Tentang Konstantinopel
Konstantinopel adalah
salah satu kota yang terpenting didunia. Kota ini dibangun pada tahun 330 M.
Oleh kaisar byzantium constantine I[9].
Konstantinopelmemiliki posisi yang sangat penting di mata dunia hingga napoleon
bona parte mengatakan “andaikata dunia ini berbentuk suatu kerajaan maka
konstantinopelah yang cocok ksebagai ibu kotanya”. Konstantinopel di jadika
sebagai ibu kota imperium romawi timur, konstantinopel di hiasi diseluruh kota
dengan batu porviri dan gedung-gedung marmer di kanan kirinya, di bangun
taman-taman lengkap dengan alun-alunnya, konstantinopel juga ibu kota negara
kristen yang pertama, setiap monumen religius dihiasi dengan emas dan batu
permata. Kota ini dibangun seolah menyerupai surga dengan katedral dan gereja
yang jumlahnya lebih banyak daripada hari dalam satu tahun.
Ditengah kota
konstantinopel terdapat sebuah bangunan yang paling megah dan besar pada saat
itu yang sekaligus menjadi lanmark yaitu gereja Hagia Sophia. Didalam gereja
tersebut terdapat emam bertahtakan permta membanjiri mdinding gereja, ratusan
lukisan mozaik dan hasil seni lainnya yang membuat orang di dalamnya bagaikan “dihuajani
bintang bintang” sebuah masterpiece abad pertengahan yang membuat setiap
mata terbelalak, ini tergambar dari deskripsi seorang pengembara rusia yang
mengunjunginya “kami tidak tahu, apakah kami berada dsurga ataukah dunia.
Karena tidak ada keindahansemacam ini didunia dan kami kehilangan kata untuk
menggambarkannya, kami hanya mengetahui bahwa seakan tuhan berjalan disini bersama
kami”[10]
C. Ide pembaharuan,sekularisasi, mustafa kemal.
Pembaruan
Turki sesungguhnya telah sejak lama dilakukan oleh generasi Turki, jauh sebelum
pembaruan yang dilakukan oleh Mustafa Kemal Ataturk. Pembaruan di bidang
militer dan administrasi, sampai kepada pembaruan di bidang ekonomi, sosial dan
keagamaan, telah dilakukan oleh generasi Turki pada era Tanzimat yang
berlangsung dari tahun 1839 sampai dengan 1876, kemudian pada era Usmani Muda
yang berlangsung dari dekade 1860-an sampai dengan dekade 1870-an merupakan
reaksi atas program Tanzimat yang mereka anggap tidak peka terhadap tuntutan
sosial dan keagamaan, dan pada akhir dekade 1880-an, terbentuklah era baru
generasi muda Turki. Generasi baru Turki ini menamakan diri mereka sebagai
Kelompok Turki Muda (Ottoman Society for Union and Progress). Kelompok ini
secara nyata mempertahankan kontinuitas imperium Usmani, tetapi secara tegas
mereka melakukan agitasi terhadap restorasi rezim Parlementer dan
kontitusional.
Pemikiran pembaruan Turki yang dimiliki oleh Mustafa Kemal Ataturk boleh dianggap merupakan sintesa dari pemikiran ketiga generasi Turki sebelumnya. Bahkan, prinsip pemikiran pembaruan Turki yang diketengahkan di dalam frame kebangsaan masyarakat Turki saat ini adalah reduksi pemikiran dari seorang pemikir Turki yang dianggap sebagai Bapak Nasionalisme Turki, yakni Ziya Gokalp.
Pemikiran pembaruan Turki yang dimiliki oleh Mustafa Kemal Ataturk boleh dianggap merupakan sintesa dari pemikiran ketiga generasi Turki sebelumnya. Bahkan, prinsip pemikiran pembaruan Turki yang diketengahkan di dalam frame kebangsaan masyarakat Turki saat ini adalah reduksi pemikiran dari seorang pemikir Turki yang dianggap sebagai Bapak Nasionalisme Turki, yakni Ziya Gokalp.
Dalam catatan kaki Ajid Thohir, di dalam bukunya Perkembangan
Peradaban di Kawasan Dunia Islam : Melacak Akar-akar Sejarah, Sosial, Politik,
dan Budaya Umat Islam, disebutkan bahwa pemikiran pembaruan Turki telah
dilakukan oleh tokoh-tokoh, seperti : Mustafa Rasyid Pasha (1800) dan Mehmet
Shidiq Ri’at (1807) dari generasi Tanzimat; Ziya Pasha (1825-1876), Namik Kemal
(1840-1880) dan Midhat Pasha (1822-1883) dari generasi Usmani Muda; dan, Ahmad
Riza (1859-1931) dan Mehmed Murad (1853-1912) dari generasi Turki Muda.
Sedangkan, pemikiran yang paling dekat dengan gerakan pembaruan Turki yang
dilaksanakan oleh Mustafa Kemal adalah pemikiran Ziya Gokalp, yang secara
sistematis mencanangkan program-program pembaruannya dalam berbagai aspek yang
ia sebut sebagai The Programe of Turkism, yakni : Linguistic Turkism, Aesthetic
Turkism, Ethical Turkism, Legal Turkism, Economic Turkism, Political Turkism,
dan Philosopical Turkism.
Prinsip Pemikiran Pembaruan Mustafa Kemal di awali ketika ia ditugaskan sebagai attase militer pada tahun 1913 di Sofia. Dari sinilah ia berkenalan dengan peradaban Barat, terutama sistem parlementernya. Adapun prinsip pemikiran pembaharuan Turki yang kemudian menjadi corak ideologinya terdiri dari tiga unsur, yakni; nasionalisme, sekularisme dan westernisme.
Prinsip Pemikiran Pembaruan Mustafa Kemal di awali ketika ia ditugaskan sebagai attase militer pada tahun 1913 di Sofia. Dari sinilah ia berkenalan dengan peradaban Barat, terutama sistem parlementernya. Adapun prinsip pemikiran pembaharuan Turki yang kemudian menjadi corak ideologinya terdiri dari tiga unsur, yakni; nasionalisme, sekularisme dan westernisme.
Pertama, unsur nasionalisme dalam pemikiran Mustafa Kemal
diilhami oleh Ziya Gokalp (1875-1924)
yang meresmikan kultur rakyat Turki dan menyerukan reformasi Islam untuk
menjadikan Islam sebagai ekspresi dari etos Turki. Dalam koridor pemahaman
Mustafa Kemal, Islam yang berkembang di Turki adalah Islam yang telah
dipribumikan ke dalam budaya Turki. Oleh karenanya, ia berkeyakinan bahwa Islam
pun dapat diselaraskan dengan dunia modern. Turut campurnya Islam dalam segala
lapangan kehidupan akan membawa kemunduran pada bangsa dan agama. Atas dasar
itu, agama harus dipisahkan dari negara. Islam tidak perlu menghalangi adopsi
Turki sepenuhnya terhadap peradaban Barat, karena peradaban Barat bukanlah
Kristen, sebagaimana Timur bukanlah Islam.
Kedua, unsur sekularisme. Unsur ini sebenarnya adalah implikasi dari pemahaman westernisme Mustafa Kemal. Pada prinsip ini, salah seorang pengikut setia Mustafa Kemal, Ahmed Agouglu menyatakan bahwa indikasi ketinggian suatu peradaban terletak pada keseluruhannya, bukan secara parsial. Peradaban Barat dapat mengalahkan peradaban-peradaban lain, bukan hanya karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya, tetapi karena keseluruhan unsur-unsurnya. Peperangan antara Timur dan Barat adalah peperangan antara dua peradaban, yakni peradaban Islam dan peradaban Barat. Di dalam peradaban Islam, agama mencakup segala-galanya mulai dari pakaian dan perkakas rumah sampai ke sekolah dan institusi. Turut campurnya Islam dalam segala lapangan kehidupan membawa kepada mundurnya Islam, dan di Barat sebaliknya sekularisasilah yang menimbulkan peradaban yang tinggi itu. Jika ingin terus mempunyai wujud rakyat Turki harus mengadakan sekularisasi terhadap pandangan keagamaan, hubungan sosial dan hukum. Menurut versi Mustafa kemal, sekularisme bukan saja memisahkan masalah bernegara (legislatif, eksekutif dan yudikatif) dari pengaruh agama melainkan juga membatasi peranan agama dalam kehidupan orang Turki sebagai satu bangsa. Sekularisme ini adalah lebih merupakan antagonisme terhadap hampir segala apa yang berlaku di masa Usmani.
Ketiga, unsur wasternisme. Dalam unsur ini, Mustafa Kemal berpendapat bahwa Turki harus berorientasi ke Barat. Ia melihat bahwa dengan meniru barat negara Turki akan maju. Unsur westernisme dalam prinsip pemikiran Mustafa Kemal mendapatkan momennya ketika dalam salah satu pidatonya ia mengatakan bahwa kelanjutan hidup suatu masyarakat di dunia peradaban modern menghendaki perobahan dalam diri sendiri. Di zaman yang dalamnya ilmu pengetahuan mampu membawa perobahan secara terus-menerus, maka bangsa yang berpegang teguh pada pemikiran dan tradisi yang tua lagi usang tidak akan dapat mempertahankan wujudnya. Masyarakat Turki harus dirubah menjadi masyarakat yang mempunyai peradaban Barat, dan segala kegiatan reaksioner harus dihancurkan.
Dari ketiga prinsip di atas, kemudian melahirkan ideologi kemalisme, yang terdiri atas: republikanisme, nasionalisme, kerakyatan, sekularisme, etatisme, dan revolusionisme. Ideologi yang diasosiasikan dengan figur Mustafa Kemal ini kemudian berkembang di Turki dan dikembangkan oleh pengikutnya. Dan jika dilihat dari perkembangan tersebut di atas, Republik Turki adalah negara sekuler. Tetapi meskipun begitu, apa yang diciptakan Mustafa Kemal belumlah negara yang betul-betul sekuler.
Kedua, unsur sekularisme. Unsur ini sebenarnya adalah implikasi dari pemahaman westernisme Mustafa Kemal. Pada prinsip ini, salah seorang pengikut setia Mustafa Kemal, Ahmed Agouglu menyatakan bahwa indikasi ketinggian suatu peradaban terletak pada keseluruhannya, bukan secara parsial. Peradaban Barat dapat mengalahkan peradaban-peradaban lain, bukan hanya karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya, tetapi karena keseluruhan unsur-unsurnya. Peperangan antara Timur dan Barat adalah peperangan antara dua peradaban, yakni peradaban Islam dan peradaban Barat. Di dalam peradaban Islam, agama mencakup segala-galanya mulai dari pakaian dan perkakas rumah sampai ke sekolah dan institusi. Turut campurnya Islam dalam segala lapangan kehidupan membawa kepada mundurnya Islam, dan di Barat sebaliknya sekularisasilah yang menimbulkan peradaban yang tinggi itu. Jika ingin terus mempunyai wujud rakyat Turki harus mengadakan sekularisasi terhadap pandangan keagamaan, hubungan sosial dan hukum. Menurut versi Mustafa kemal, sekularisme bukan saja memisahkan masalah bernegara (legislatif, eksekutif dan yudikatif) dari pengaruh agama melainkan juga membatasi peranan agama dalam kehidupan orang Turki sebagai satu bangsa. Sekularisme ini adalah lebih merupakan antagonisme terhadap hampir segala apa yang berlaku di masa Usmani.
Ketiga, unsur wasternisme. Dalam unsur ini, Mustafa Kemal berpendapat bahwa Turki harus berorientasi ke Barat. Ia melihat bahwa dengan meniru barat negara Turki akan maju. Unsur westernisme dalam prinsip pemikiran Mustafa Kemal mendapatkan momennya ketika dalam salah satu pidatonya ia mengatakan bahwa kelanjutan hidup suatu masyarakat di dunia peradaban modern menghendaki perobahan dalam diri sendiri. Di zaman yang dalamnya ilmu pengetahuan mampu membawa perobahan secara terus-menerus, maka bangsa yang berpegang teguh pada pemikiran dan tradisi yang tua lagi usang tidak akan dapat mempertahankan wujudnya. Masyarakat Turki harus dirubah menjadi masyarakat yang mempunyai peradaban Barat, dan segala kegiatan reaksioner harus dihancurkan.
Dari ketiga prinsip di atas, kemudian melahirkan ideologi kemalisme, yang terdiri atas: republikanisme, nasionalisme, kerakyatan, sekularisme, etatisme, dan revolusionisme. Ideologi yang diasosiasikan dengan figur Mustafa Kemal ini kemudian berkembang di Turki dan dikembangkan oleh pengikutnya. Dan jika dilihat dari perkembangan tersebut di atas, Republik Turki adalah negara sekuler. Tetapi meskipun begitu, apa yang diciptakan Mustafa Kemal belumlah negara yang betul-betul sekuler.
Mustafa Kemal sebenarnya seorang nasionalis pengagum barat,
yang Islam maju, sebab itu perlu diadakan pembaharuan dalan soal agama untuk
disesuaikan dengan bumi Turki. Islam adalah agama rasional dan perlu bagi
manusia, tetapi agama yang rasional ini telah dirusak oleh ulama-ulama oleh
karena itu, usaha sekularisasinya berpusat pada menghilangkan kekuasaan
golongan ulama dalam soal negara dan politik. Negara harus dipisahkan dari
agama.
Dengan
pandangan Mustafa Kemal seperti yang disebutkan di atas, maka lahirlah
pendapatnya antara lain; Qur’an perlu diterjemahkan kedalam bahasa Turki, azan
juga perlu dengan bahasa Turki, khutbah dengan bahasa Turki. Madrasah yang
sudah ketinggalan zaman ditutup, diganti fakultas Ilahiyat untuk mendidik imam
sholat, khotib-khotib, dan pembaharuan-pembaharuan yang diperlukan. Akan tetapi
prinsif dan pandangan Mustafa Kemal seperti yang telah dikemukakan diatas,
tidak serta merta menghilangkan kultur keagamaan sebagai buktinya Mustafa Kemal
mendirikan penggantinya yaitu Departemen Urursan Agama. Negara menjamin
kebebasan beragama, sehingga sekularisasi yang dijalankan tidak menghilangkan
agama. Yang berusaha dihapus adalah kekuasaan ulama dalam soal politik dan
negara. Karena Mustafa Kemal berpendapat agama adalah masalah pribadi.
Mencermati pemikiran yang dikembangkan seorang Mustafa Kemal yang kemudian diaplikasikan sebagai bentuk ide pembaharuan pada kultur Turki adalah sebuah keniscayaan berdasarkan tuntutan situasi dan zaman saat itu. Betapa tidak bahwa Islam yang berkembang sejak abad ke VII di jazirah Arab yang kemudian merambah keluar Arab, didalam perjalananya mengalami gesekan dan pergeseran prinsif dan kepentingan.
Prinsif musyawarah yang menjadi dogma ajaran yang harus dikembangkan dalam rana kehidupan sosial kemasyarakatan termasuk dalam urusan ”bernegara” seperti yang diisyaratkan al-Qur’an :
Mencermati pemikiran yang dikembangkan seorang Mustafa Kemal yang kemudian diaplikasikan sebagai bentuk ide pembaharuan pada kultur Turki adalah sebuah keniscayaan berdasarkan tuntutan situasi dan zaman saat itu. Betapa tidak bahwa Islam yang berkembang sejak abad ke VII di jazirah Arab yang kemudian merambah keluar Arab, didalam perjalananya mengalami gesekan dan pergeseran prinsif dan kepentingan.
Prinsif musyawarah yang menjadi dogma ajaran yang harus dikembangkan dalam rana kehidupan sosial kemasyarakatan termasuk dalam urusan ”bernegara” seperti yang diisyaratkan al-Qur’an :
….
dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu
telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. QS. Ali Imran (3) : 159
Ayat ini mengedepankan prinsif musyawarah yang dapat
diasumsikan sebagai salah satu pilar demokrasi dalam urusan bernegara, dimana
prinsif ini telah mengalami perobahan sejak beralihnya tampuk kepemipinan dari
periode ”Khalifah Rasyidah” kepada Muawiyah ibn Abi Sufyan yang mengawali
pendirian pemerintahan ”Dinasti” dimana tahta telah menjadi hak waris bagi
keturunan khalifah atau sultan yang berlangsung sampai ratusan tahun.
Sebagai akumulasi gejolak pemikiran dari para tokoh pembaharu yang mengembangkan ide perubahan khususnya di Turki, yang kemudian diwujudkan oleh seorang Mustafa Kemal mendirikan Negara Republik Turki Modern. Penulis berpandangan bahwa usaha ini adalah sebuah tindakan dari ide cemerlang untuk mengembalikan dogma prinsif al-Qur’an yang mengedepankan prinsif musyawarah.
Sebagai akumulasi gejolak pemikiran dari para tokoh pembaharu yang mengembangkan ide perubahan khususnya di Turki, yang kemudian diwujudkan oleh seorang Mustafa Kemal mendirikan Negara Republik Turki Modern. Penulis berpandangan bahwa usaha ini adalah sebuah tindakan dari ide cemerlang untuk mengembalikan dogma prinsif al-Qur’an yang mengedepankan prinsif musyawarah.
Nasionalisme, sekularisme, dan westernisme yang menjadi ciri
khas ide pembaharuan Mustafa Kemal adalah sebuah konsekwesi logis dalam rangka
membangun tatanan dan corak kultur kehidupan masyarakatnya yang akan didesain
sebagai masyarakat modern dalam urusan bernegara, dan tetap menjamin
berlangsungnya budaya kehidupan beragama bagi masyarakatnya. Hal ini dapat
dibuktikan dengan didirikannya ”Fakultas Ilahiyat” dan dibentuknya ”Departemen
Urusan Agama” dalam pemerintahannya.
1.Kontroversi Pemikiran Mustafa Kemal Attaturk
Dalam khazanah pemikiran politik Islam, nama Mustafa Kemal
Attaturk merupakan nama yang melekat erat dengan kata sekularisme. Dalam teori
politik yang telah diterapkan oleh Mustafa Kemal di negara Turki yang melakukan
sekurarisasi dalam Negara dan dekonstruksi khilafah Islamiyah dengan
menghapuskan sistem tersebut melalui Majelis Nasional Agung. Mustafa Kemal yang
menyadari perlunya perubahan dan pembaruan dalam negara itu sangat menginginkan
terciptanya sebuah negara sekuler. Kalangan Islam garis keras selalu mencemooh
dan menghina tindakan Mustafa Kemal yang menurut mereka telah meruntuhkan
khilafah Islamiyah.
“Konspirasi Barat
Meruntuhkan Khilafah Islamiyah”, beberapa konspirasi mustafa kemal menentang
negara dan usaha dalam merebut kekuasaan. Dan sikap arogansi seorang Mustafa
Kemal terhadap Islam sebagai seorang yang telah menghancurkan khilafah
islamiyah. Meski demikian, keberhasilan mendirikan sebuah negara Turki yang
merdeka tidak serta merta menjadikan negara bekas pemerintahan dinasti Islam
ini berubah seratus persen menjadi sekuler. Lika-liku gerakan pembaruan
(sekularisasi) Turki yang dilakoni oleh Mustafa Kemal terekam dalam tindakan
rezim pemerintahannya yang diktator. Sehingga, proses perubahan Turki menjadi
sebuah negara yang bercorak modern adalah suatu metamorphosis yang sangat
berbeda dari corak tradisi dan nilai-nilai budaya masyarakat Turki yang hampir
seluruhnya Islam.
Gerakan pembaruan Turki Mustafa Kemal Ataturk dimulai dengan
penghapusan Kesultanan Usmani pada tahun 1923 dan penghapusan khilafah pada
tahun 1924. Lembaga wakaf dihapuskan dan dikuasakan kepada kantor urusan agama.
Pada tahun 1925 beberapa thariqat sufi dinyatakan sebagai organisasi terlarang
dan dihancurkan. Pada tahun 1927 pemakaian tarbus dilarang. Pada tahun 1928
diberlakukan tulisan latin menggantikan tulisan Arab, dan dimulai upaya
memurnikan bahasa Turki dari muatan bahasa Arab dan Persi. Pada tahun 1935
seluruh warga Turki diharuskan menggunakan nama kecil sebagaimana berlaku pada
pola nama Barat.
Sedangkan menurut Erick J. Zurcher, gerakan pembaruan Turki
Mustafa Kemal tergambar dalam ideologi kemalisme yang mencakup prinsip-prinsip:
republikanisme, nasionalisme, populisme, etatisme, sekularisme, dan
revolusionisme. Dalam lapangan agama, Mustafa Kemal membuat sejumlah kebijakan,
seperti pada tahun 1928, menggunakan bahasa Turki dalam sholatnya. Sedangkan
beberapa kebijakan yang dibuat dalam undang-undang pada era rezim Mustafa Kemal
adalah :
1.Undang-undang
tentang unifikasi dan sekularisasi pendidikan, tanggal 3 Maret 1924.
2.Undang-undang tentang pemberhentian petugas jemaah dan makam, penghapusan lembaga pemakaman, tanggal 30 November 1925;
2.Undang-undang tentang pemberhentian petugas jemaah dan makam, penghapusan lembaga pemakaman, tanggal 30 November 1925;
3. Peraturan sipil
tentang perkawinan, tanggal 17 Februari 1926;
4. Undang-undang penggunaan huruf latin untuk abjad Turki dan penghapusan tulisan Arab, tanggal 1 November 1928;
4. Undang-undang penggunaan huruf latin untuk abjad Turki dan penghapusan tulisan Arab, tanggal 1 November 1928;
5. Undang-undang
tentang larangan menggunakan pakaian asli, tanggal 1934.
Gerakan sekularisasi Turki oleh rezim Mustafa Kemal berakhir seiring dengan wafatnya Mustafa Kemal pada tahun 1938.
Gerakan sekularisasi Turki oleh rezim Mustafa Kemal berakhir seiring dengan wafatnya Mustafa Kemal pada tahun 1938.
Sungguhpun
demikian, sepeninggal Mustafa Kemal Ataturk, posisi presiden Turki digantikan
oleh Ismet Inonu, seorang kolega yang sangat setia kepadanya. Dengan demikian,
proses sekukarisasi terus berjalan di Turki. Hanya saja, pergantian tampuk
pimpinan dalam rezim pemerintahan ini memberikan peluang bagi konsepsi sistem
politik baru bagi negara Turki. Konsepsi politik baru ini terjadi setelah
Perang Dunia II, khususnya pada tahun 1946, yang atas campur tangan pemerintah
Amerika Serikat ketika itu yang berusaha mengurangi pengaruh sistem
paternalistik dan lebih cenderung menginginkan sistem multi partai. Kondisi ini
membuka jalan bagi terbentuknya partai Demokrat (Democrat Party) di Republik
Turki.
Pada awal tahun 1960-an, teori modernisasi memandang dunia muslim sedang menghadapi pilihan yang tak nyaman: antara “totalitarian neo-Islamis” yang bertujuan “membangkitkan masa lalu”, atau “Islam reformis” yang bertujuan membuka “pintu gerbang air dan terseret oleh banjir besar”. Pandangan yang sangat negatif tentang kemungkinan evaluasi dalam masyarakat muslim mengkhianati kemauan yang sungguh-sungguh dari reformis sekular militan seperti Mustafa Kemal Attaturk.
Pada awal tahun 1960-an, teori modernisasi memandang dunia muslim sedang menghadapi pilihan yang tak nyaman: antara “totalitarian neo-Islamis” yang bertujuan “membangkitkan masa lalu”, atau “Islam reformis” yang bertujuan membuka “pintu gerbang air dan terseret oleh banjir besar”. Pandangan yang sangat negatif tentang kemungkinan evaluasi dalam masyarakat muslim mengkhianati kemauan yang sungguh-sungguh dari reformis sekular militan seperti Mustafa Kemal Attaturk.
Mustafa Kemal seorang pembaharu atau penghancur peradaban
Menganalisis sepak terjang perjalanan karier seorang Mustafa kemal dapat tersimpul pendapat bahwa Attaturk adalah seorang pembaharu, dengan ketegasan dan kekerasannya menerapkan prinsif perobahan dalam seluruh dimensi kehidupan rakyat Turki, dari peradaban yang kental dengan corak keislaman menuju peradaban “Modern yang sekuler”tanpa adanya batasan yang jelas antara halal dan haram menurut versi Islam. Pada sisi yang lain, dengan tindakan Mustafa Kemal yang demikian radikal dalam gerakan perubahan yang dilakukannya menyebabkan generasi bangsa Turki kehilangan jejak sejarah peradaban para pendahulunya (nenek moyang bangsa Turki).
Menganalisis sepak terjang perjalanan karier seorang Mustafa kemal dapat tersimpul pendapat bahwa Attaturk adalah seorang pembaharu, dengan ketegasan dan kekerasannya menerapkan prinsif perobahan dalam seluruh dimensi kehidupan rakyat Turki, dari peradaban yang kental dengan corak keislaman menuju peradaban “Modern yang sekuler”tanpa adanya batasan yang jelas antara halal dan haram menurut versi Islam. Pada sisi yang lain, dengan tindakan Mustafa Kemal yang demikian radikal dalam gerakan perubahan yang dilakukannya menyebabkan generasi bangsa Turki kehilangan jejak sejarah peradaban para pendahulunya (nenek moyang bangsa Turki).
Namun demikian penulis tidak ingin terjebak dalam kajian yang
tendensius mengarah pada persoalan pro dan kontra tetapi lebih mengedepankan
tinjauan yang obyektif, dan akademis. Penulis mencoba bersikap netral dalam
pembahasan yang begitu dalam dan penting bagi kemajuan yang telah dirintis oleh
Mustafa Kemal Attaturk. Sekian banyak pujian dan tidak sedikit pula hinaan atas
diri sang founding father Negara Turki tersebut.
Ide-ide politik yang begitu amat penting yang harus dikaji dan digali agar ide-ide brilliannya tidak mati dimakan usia. Karena pemikirannya banyak mengilhami dunia sampai sekarang. Bahkan seorang soekarno begitu amat mengidolakan sang bapak Turki itu. Konsep yang begitu menarik dalam khazanah ilmu politik, seperangkat ide-ide dan prinsip-prinsip dasar kemalisme yang menjadi misi kemalis di Turki yaitu: Republikanisme, Sekularisme, Nasionalisme, Populalisme, Negaraisme (statism), dan Revolusionisme.
Ide-ide politik yang begitu amat penting yang harus dikaji dan digali agar ide-ide brilliannya tidak mati dimakan usia. Karena pemikirannya banyak mengilhami dunia sampai sekarang. Bahkan seorang soekarno begitu amat mengidolakan sang bapak Turki itu. Konsep yang begitu menarik dalam khazanah ilmu politik, seperangkat ide-ide dan prinsip-prinsip dasar kemalisme yang menjadi misi kemalis di Turki yaitu: Republikanisme, Sekularisme, Nasionalisme, Populalisme, Negaraisme (statism), dan Revolusionisme.
Meskipun pada posisi yang berbeda ditemukan informasi bahwa
Mustafa Kemal adalah seorang Yahudi dari sebuah kota di Turki bernama
Tesalonika (Yahudi Dumamah). Mustafa merupakan seorang agen atau kaki tangan
Yahudi Internasional yang disusupkan ke dalam militer Turki sehingga dia
menjadi seorang jenderal untuk menghancurkan kekhalifahan Islam Turki
Utsmaniyah yang menolak menyerahkan Al-Quds kepada Zionis-Yahudi. Lewat
konspirasi Yahui Internasional inilah, Kekhalifahan Turki Utsmaniyah akhirnya
hancur pada tanggal 3 Maret 1924, hanya 27 tahun setelah Kongres Zionis
Internasional pertama.
Mustafa Kemal naik menjadi penguasa dan menghancurkan seluruh
kehidupan beragama di Turki dan menggantinya dengan paham sekuler. Mustafa
Kamal Ataturk merupakan seorang Mason dari Lodge Nidana. Selama berkuasa,
Mustafa Kamal memperlihatkan watak seorang Yahudi asli yang sangat membenci
agama.
Pernah suatu hari saat berkuasa, setelah melarang adzan menggunakan bahasa Arab dan hanya diperbolehkan berbahasa Turki, Mustafa Kamal melewati suatu masjid yang masih mempergunakan adzan dengan bahasa Arab, seketika itu juga dirinya merobohkan masjid itu.
Pernah suatu hari saat berkuasa, setelah melarang adzan menggunakan bahasa Arab dan hanya diperbolehkan berbahasa Turki, Mustafa Kamal melewati suatu masjid yang masih mempergunakan adzan dengan bahasa Arab, seketika itu juga dirinya merobohkan masjid itu.
Cerita yang lain mengatakan, ketika Mustafa mewajibkan setiap
orang Turki memakai topi Barat yang kala itu di Turki lazim dianggap sebagai
simbol kekafiran, maka barangsiapa yang tidak mau menuruti perintahnya memakai
topi, orang itu akan dihukum gantung . Hasilnya, banyak lelaki Turki yang
digantung di tiang-tiang gantungan yang sengaja dibuat di lapangan-lapangan
kantor pemerintahannya.
Deislamisasi dan juga terhadap agama lainnya di Turki selama
kekuasaan Mustafa Kamal ini benar-benar keterlaluan. Barangsiapa yang ingin
mengetahui lebih jauh tentang kejahatan-kejahatan orang yang oleh Barat disebut
sebagai ‘Bapak Turki Modern’ ini, ada dua buku karya Dr. Abdullah ‘Azzam yang
direkomendasikan yakni ‘Al Manaratul Mafqudah’ (Majalah al Jihad, Pakistan,
1987) dan ‘Hidmul Khilafah wa bina-uha’ (Markaz Asy-Syahid Azzam Al-I’laamii,
Pakistan).
2.
Nasib Islam di Turki yang Sekuler
Mustafa kemal yang secara radikal menerapkan hukum-hukum
sekuler secara dictator dan absolute, sebagai tuntutan undang-undang
ketatanegaraan yang telah ditetapkannya berjalan dengan baik tampa suatu
hambatan yang berarti. Islam yang telah mengakar sebagai kultur masyarakat oleh
masing individu rakyat Turki juga tidak akan lekang, artinya negaranya sekuler
dan rakyatnya teramat relegius inilah sebuah keunikan yang ada di Turki hingga
saat ini. Islam telah menjadi hak privasi setiap warga masyarakat muslim Turki.
BAB
III
KESIMPULAN
Kerajaan Turki usmani
di dirikan oleh bangsa pengembara Turki dari kabilah Orguz yang mendiami daerah
Asia tengah atau daerah utara Cina. Kemenangan dalam setiap pertempuran
banyak di raih Usman sehingga Sultan pun semakin bersimpati dan
banyak memberi hak istimewa pada Usman. Hingga pada tahun 1300
M, bangsa Mongol menyerang dan mengakibatkan Sultan Alauddin
II terbunuh dengan tampa meninggalkan putra sebagai pewaris
tahta, Sebab itu Usman pun memproklamirkan kemerdekaan sebagai
Padisyah Al Usman dalam kesultanan Usmani.
Melalui pujangga-pujangga
turki Utsmani ini maka perluasan wilayahpun sangat pesat dari semenanjung
Balkan daulah Usmaniyah melebarkan sayapnya kesebelah Timur sehingga dalam
waktu singkat seluruh Persia dan Irak yang dikuasai daulah Safawiyah yang
beraliran Syi’ah dapat direbut dan juga kedaerah-daerah lain.
Kemunduran kerajaan
Turki Utsmani ini berawal Sultan Salim II (1566-1573 M) yang mana sejarah
mencatat sebagai titik awal masa kemunduran Kerajaan Turki Usmani setelah
Berkuasa lebih dari 2 setengah abad. Pada masa pemerintahan Salim
II, Terjadi pertempuran dengan Armada Laut Kristen yang di Pimpin oleh
Don Juan dari Spanyol di Selat Liponto Yunani. Turki Usmani Kalah yang
mengakibatkan Tunisia dapat di rebut Musuh.
Pada tahun 1342 H /
1923 M khalifah Islamiyah dihapus, lalu turki berganti menjadi republic
sekuler. Musthafa kemal menjadi presiden dengna model kepemimpinan dictator.
Pemilihannya sebagai peresiden telah dikukan beberapa kali. Namun, ini tidak
menyelamatkan rakyat hingga kematianya pada tahun 1357 H / 1938 M.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhammad
ash-shalabi Bangkit dan runtuhnya khilafah utsmaniyah hlm: 103-105
ash-shalabi ali
muhammad, bangkit dan runtuhnya khilafah utsmaniyah hal.112-114
Farid beik Muhammah Tarikh
ad-daulat al-aliyah al-utsmaniyah hal : 161
http://tv.al-khilafah.org/2015/01/sultan-suleyman-al-qanuni-kejayaan-islam-dan-stigmatisasi-negatif.html
Muhammad
al-fatih 1453 felix Y Siauw hlm:14-15
prof. DR. Ahmad Syalabi Sejarah dan kebudayan imperium turki utsmani Hal
: 2-4
qiyyam al-daulat al-utsmaniyah
hal-26
Said asyur uruba fi
al-wustha, , hlm-29
[1] Lihat qiyyam al-daulat
al-utsmaniyah hal-26
[2] Sejarah dan kebudayan
imperium turki utsmani prof. DR. Ahmad Syalabi Hal : 2-4
[3]
http://tv.al-khilafah.org/2015/01/sultan-suleyman-al-qanuni-kejayaan-islam-dan-stigmatisasi-negatif.html
[5]
Bangkit dan runtuhnya
khilafah utsmaniyah Dr. Ali Muhammad ash-shalabi hlm: 103-105
[6]
Tarikh ad-daulat
al-aliyah al-utsmaniyah, muhammah farid beik hal : 161
[7]
Dr.ash-shalabi ali
muhammad, bangkit dan runtuhnya khilafah utsmaniyah hal.112-114
[8]
Muhammad al-faih 1453 felix
Y Siauw
[9]
Lihat uruba fi
al-wustha, said asyur, hlm-29
[10]
Muhammad al-fatih 1453 felix
Y Siauw hlm:14-15
No comments:
Post a Comment