welcome

WELCOME TO PARA PENCARI ILMU.SITUS INI BERISI TENTANG; ILMU PENGETAHUAN, MAKALAH ILMIAH, ILMU TAJWID, KEISLAMAN, DLL.

Thursday, March 31, 2016

KAWASAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN/PEMBELAJARAN






Nama               : Akhmad Khoiri
NMP               :  1522010033
Prodi               : Pendidikan Agama Islam
Semester          : II (Dua)
Mata Kuliah    : Teknologi dan Media Pembelajaran PAI
Dosen              : Prof. Dr. H. Syaiful Anwar, M.Pd.
  Dr. Agus Pahrudin, M.Pd.









PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN INTAN
LAMPUNG
2016









KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT, atas rahmat, taufik, serta hidayahnya. Sholawat serta salam tidak lupa kepada junjungan nabi kita Muhammad SAW, semoga kita menjadi umatnya kelak di yaumul qiyamah, atas rahmat dan taufiq-NYA kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Kawasan Teknologi Pendidikan/Pembelajaran” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih baik lagi. semoga makalah ini dapat memberi bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



Bandar Lampung, 22 Maret  2016























BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin keilmuan, pada awalnya berkembang sebagai bidang kajian di Amerika Serikat. Jika kita berpegangan kepada konsep teknologi sebagai cara, maka awal perkembangan teknologi pendidikan dapat dikatakan telah ada sejak awal peradaban, dimana orang tua mendidik anaknya dengan cara memberikan pengalaman langsung serta dengan memanfaatkan lingkungan. Teknologi pendidikan berupaya untuk merancang, mengembangkan, dan memanfaatkan aneka sumber belajar sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi seseorang untuk belajar di mana  saja, kapan saja, oleh siapa saja, dengan cara dan sumber belajar apa saja yang sesuai dengan kebutuhanya.
Berdasarkan perkembangan dalam bidang teknologi pendidikan dan disiplin ilmu lainya, yang relevan dengan landasan teori pembelajaran, kemungkinan ke depan akan semakin berkembang mengenai kawasan dan ruang lingkup beserta kategori teknologi pendidikan. 
Jadi perlu diperjelas lagi apa pengertian teknologi pendidikan, Apa saja kawasan dan bidang garapan teknologi pendidikan.

B Rumusan Masalah
1.    Apakah yang dimaksud dengan teknologi pendidikan?
2.    Apa saja yang termasuk kawasan teknologi pendidikan?
3.    Bagaimanakah hubungan antar kawasan teknologi pendidikan?
4.    Apa fungsi kawasan teknologi pendidikan?
5.    Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi teknologi pendidikan/pembelajaran?









BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Teknologi itu pada hakikatnya adalah bebas nilai, namun penggunaannya akan sarat dengan aturan nilai dan estetika, Teknologi dapat ditemukan dimana saja dan tujuan ditemukannya teknologi untuk membantu memecahkan masalah manusia. Penggunaan teknologi pun harus mempertimbangkan norma dan nilai yang berlaku agar dapat berproses dengan mudah. Cara pandang tersebut melandasi langkah gerak teknologi pendidikan dalam dunia pendidikan.[1]
Teknologi digunakan untuk membantu memecahkan masalah manusia. Dasar filosofi tersebut juga yang diaplikasikan pada dunia pendidikan hingga muncul terminology Teknologi Pendidikan. Teknologi pendidikan dapat dipandang sebagai suatu disiplin ilmu, bidang garapan, dan profesi. Teknologi pendidikan merupakan media pendidikan yaitu hasil teknologi sebagai alat bantu dalam pendidikan agar berhasil guna, efisien dan efektif. Aplikasi teknologi pendidikan dalam pemecahan masalah belajar mempunyai bentuk kongkrit dengan adanya sumber belajar yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar.[2]
Selain itu, ada beberapa pengertian teknologi pendidikan:
1.    Menurut  Nasution, teknologi pendidikan adalah media yang lahir dari perkembangan alat  informasi yang digunakan untuk tujuan pendidikan. Teknologi pendidikan adalah pengembangan, penerapan, dan penilaian sistem-sistem, teknik, dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia.
2.    Teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah mencari jalan pemecahanya, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola dalam pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
3.    Definisi awal Teknologi Pendidikan (1920), teknologi pendidikan dipandang sebagai media, media ini sebagai media pembelajaran visual yang berupa film, gambar, dan tampilan, media ini menampilkan suatu mata pelajaran.
4.    Menurut AECT (1977) Teknologi Pendidikan adalah proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi pendidikan adalah suatu cara untuk meningkatkan aktifitas belajar dengan menggunakan media dan pendayagunaan teknologi yang didesain secara sestematis.[3]
B.       Kawasan teknologi pendidikan / pembelajarana
Secara etimologis, domain atau kawasan berarti wilayah daerah kekuasaan atau bidang kajian, kegiatan, garapan yang lebih kecil, terperinci dan spesifik dari lahan lapangan cakupan suatu ilmu. Adapun teknologi pendidikan sebagai teori dan praktik secara faktual yang telah menjadi bagian integral dari upaya pengembangan sumber daya manusia khususnya pada sistem pendidikan dan pelatihan. Idealnya setiap teknologi pendidikan, pembelajaran terutama yang memperoleh pendidikan akademik perlu menguasai beberapa kawasan teknologi pendidikan. Teknologi pendidikan sebagai suatu proses kompleks yang terintegrasi meliputi manusia, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisa masalah yang menyangkut semua aspek belajar, serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah itu.[4]
Kawasan menurut AECT 1994 antara lain yaitu :
1. Kawasan Desain
Kawasan desain berasal dari psikologi pendidikan. Bagi Reiser dan Dempsey, dkk, desain dengan teknologi pembelajaran ibarat satu koin, yang tidak dapat dipisahkan antara ekor dan kepala. Intinya, desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk.
Kawasan desain terdiri atas :
a.       Desain sistem pembelajaran
Yaitu prosedur yang terorganisasi dan sistematis untuk penganalisisan (proses perumusan yang akan dipelajari); perancangan (proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya); pengembangan (proses penulisan atau pembuatan produksi bahan-bahan belajar ); pelaksanaan atau aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi); dan penilaian (proses penentuan ketepatan pembelajaran).[5]
Kata desain mempunyai dua makna yaitu tingkat makro dan tingkat mikro  yang keduanya menunjukkan pendekatan sistem dan langkah pada pendekatan sistem. Desain sistem pembelajaran secara umum merupakan prosedur linier dan berulang-ulang dimana permintaan seksama dan konsisten. Karakter proses pada semua langkah harus dilengkapi dalam hal untuk melayani sebagai pemeriksaaan dan keseimbangan satu sama lain. Pada desain sistem pembelajaran proses sangat penting sama seperti produk karena kepercayaan produk berlandasakan pada proses.[6]
b.      Desain Pesan
Yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima pesan, dengan memerhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya tangkap.
c.       Strategi pembelajaran
Yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu mata pelajaran.
d.      Karakteristik peserta didik
Yaitu aspek latar belakang pengalaman peserta didik yang mempengaruhi terhadap efektifitas proses belajarnya, mencakup keadaan sosio-psiko-fisik peserta didik.
2.      Kawasan Pengembangan
Proses penerjemahan spesifikasi desain kedalam bentuk fisik. Mencakup banyak variasi teknologi.
Kawasan pengembangan meliputi :
a. Teknologi cetak
Cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti buku-buku dan bahan visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografi.
b.  Teknologi audiovisual
Teknologi audiovisual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan audio dan visual. Teknologi AV dinilai lebih aktif karena sifatnya memerlukan indra pendengaran dan penglihatan peserta didik.
c.  Teknologi berbasis komputer
Tekonologi berbasis komputer merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber mikroprosesor.
d. Teknologi terpadu
Merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan oleh komputer.
3.  Kawasan Pemanfaatan
Aktifitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Meliputi pemanfaatan media, difusi, inovasi, implementasi, dan institusionalisasi, kebijakan dan regulisasi.
Kawasan pemanfaatan mencangkup :
a. Pemanfaatan media
Dengan batasan “penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar.
b.  Difusi inovasi
Proses berkomunikasi melalui strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya. Adapun pelembagaan salah penggunaan yang rutin dan pelestarian  dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi.
c. Kebijakan dan regulasi
Sebagai aturan dan tindakan nyata dari pengguna atau dari pembuat keputusan untuk menerima inovasi (dalam teknologi pembelajaran).
4. Kawasan Pengelolaan
Meliputi pengelolaan TP melalui perencanaan, pengorganisasian, pengoordinasian, dan supervisi. Pengelolaan adalah bagian integral dan sering dihadapi oleh para teknolog pembelajaran. Pengelolaan meliputi: (a) pengelolaan proyek, yaitu memimpin pekerjaan yang harus selesai dalam kurun waktu tertentu. Sebagai contoh, proyek pengembangan suatu produk pembelajaran tertentu; (b) pengelolaan sumber, yaitu mengatur bagaimana memanfaatkan dengan optimal sumber yang ada; (c) pengelolaan sumber penyampaian, agar suatu medium sampai, atau dapat dijangkau oleh pengguna sekaligus menyediakan perangkat keras dan perangkat lunak, termasuk cara menggunakanya; dan (d) pengelolaan informasi, yaitu bagaimana informasi dapat diterima, dan dapat menghasilkan perubahan atas kurikulum dan desain pembelajaran.


5. Kawasan Penilaian
Proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar. Penilaian adalah kegiatan untuk mengkaji serta memperbaiki suatu produk atau program. Kawasan penilaian beranjak dari (a) analisis masalah; (b) pengukuran acuan patokan (criteria-refenced test); (c) evaluasi formatif yang bermanfaat untuk pengembangan program dan produk pembelajaran; serta (d) evaluasi sumatif.[7]
6. Kawasan Perlengkapan
Kawasan ini mungkin merupakan hal yang paling pelik dan berliku-liku dibandingkan domain lain dalam teknologi pembelajaran. Dalam domain inilah digeluti segala hal tentang pendaya gunaan media instruksional yang baik untuk mencapai tujuan pengajaran, termasuk urusan pelembagaan serta kebijakan dan peraturan yang dapat mendukung atau sebaliknya menghambat. Domain perlengkapan merupakan bagian usaha mendayagunakan proses dan sumber belajar untuk mencapai tujuan pengajaran.
7. Kawasan Evaluasi
Evaluasi merupakan proses menentukan kesesuaian antara materi pelajaran dan proses belajar. Evaluasi dimulai dengan analisis problem yang merupakan langkah awal penting dalam pengembangan dan evaluasi isi pelajaran karena tujuan dan kendalanya diklarifikasi selama langkah ini dilaksanakan.[8]
C.      Fungsi kawasan teknologi/pembelajaran pendidikan/pembelajaran
Roland L. Jacobs (1988) mengusulkan adanya suatu kawasan teknologi kinerja manusia terdapat tiga fungsi, yaitu : fungsi pengelolaan, fungsi pengembangan sistem kinerja, dan komponen sitem kinerja manusia yang merupakan dasar konseptual untuk melakukan fungsi yang lain.
Subkomponen pengembangan adalah langkah-langkah dalam proses pengembangan. Sedangkan subkomponen dari sistem perilaku manusia adalah konsep-konsep mengenai organisasi, motivasi, perilaku, kinerja, serta umpan balik.[9]
Mengetengahkan sifat taksonomi dari struktur kawasan. Tujuan utama dalam membuat suatu taksonomi adalah untuk mempermudah komunikasi. (Bloom, 1956 : 10-11). Pesatnya perubahan dan penyesuaian teknologi menuntut terjadinya alih pengetahuan dari teknologi yang satu kepada yang lain. Tanpa “kemungkinan dapat ditransfer” ini landasan penelitian harus diciptakan kembali untuk setiap teknologi yang baru. Dengan mengidentifikasi lingkup taksonomi, kaum akademisi dan para praktisi  dapat memecahkan permasalahan penelitian, dan para praktisi bersama dengan para teoritisi dapat mengidentifikasi kelemahan teori dalam menunjang dan meramalkan aplikasi Teknologi pembelajaran.[10]
D.      Hubungan antar kawasan teknologi pendidikan/pembelajaran
Hubungan antar kawasan dapat bersifat tidak linier, dengan kata lain bagaimana kawasan-kawasan tersebut saling melengkapi dengan ditunjukannya lingkup penelitian dan teori dalam setiap kawasan.
Hubungan antar kawasan bersifat sinergik. Misalnya : Seorang praktisi yang bekerja dalam kawasan pengembangan menggunakan teori dari kawasan desain, seperti teori desain sistem pembelajaran dan desain pesan. 
Hubungan kawasan dalam bidang bersifat saling melengkapi, setiap kawasan memberikan kontribusi terhadap kawasan yang lain dan kepada penelitian maupun teori yang digunakan bersama oleh semua kawasan.[11]
E.       Faktor-faktor yang mempengaruhi teknologi pendidikan/pembelajaran
Teknologi informasi yang merupakan bahan pokok dari e-learning itu sendiri berperan dalam menciptakan pelayanan yang cepat, akurat, teratur, akuntabel dan terpecaya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi teknologi informasi yaitu:
(1) Infrastruktur
(2) Sumber Daya Manusia
(3) Kebijakan
(4) Finansial,
(5) Konten dan Aplikasi (Soekartawi,2003).
Maksud dari faktor di atas adalah agar teknologi informasi dapat berkembang dengan pesat, pertama dibutuhkan infrastruktur yang memungkinkan akses informasi dimanapun dengan kecepatan yang mencukupi.
Kedua, faktor SDM menuntut ketersediaan human brain yang menguasai teknologi tinggi. Ketiga, faktor kebijakan menuntut adanya kebijakan berskala makro dan mikro yang berpihak pada pengembangan teknologi informasi jangka panjang. Keempat, faktor finansial membutuhkan adanya sikap positif dari bank dan lembaga keuangan lain untuk menyokong industri teknologi informasi. Kelima, faktor konten dan aplikasi menuntut adanya informasi yang disampaikan pada orang, tempat, dan waktu yang tepat serta ketersediaan aplikasi untuk menyampaikan konten tersebut dengan nyaman pada penggunanya.
E-learning yang merupakan salah satu produk teknologi informasi tentu juga memiliki faktor pendukung dalam terciptanya pendidikan yang bermutu, adapun faktor-faktor tersebut; Pertama, harus ada kebijakan sebagai payung yang mencakup sistem pembiayaan dan arah pengembangan.
Kedua, pengembangan isi atau materi, misalnya kurikulum harus berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Dengan demikian, nantinya yang dikembangkan tidak sebatas operasional atau latihan penggunaan komputer. Ketiga, persiapan tenaga pengajar, dan terakhir, penyediaan perangkat kerasnya (Soekartawi,2003).
Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversiiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika (Mason R. 1994)
Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya (Bishop G. 1989).
Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.
Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan (Mason R. 1994).[12]


BAB III
KESIMPULAN

1.    Pengertian kawasan teknologi pendidikan secara etimologis, domain berarti wilayah daerah kekuasaan atau bidang kajian, kegiatan, garapan yang lebih kecil, terperinci dan spesifik dari lahan lapangan cakupan suatu ilmu. Tujuan utama dalam membuat suatu taksonomi adalah untuk mempermudah komunikasi.
2.    Kawasan teknologi pendidikan meliputi :
a.      Kawasan Desain
b.      Kawasan Pengembangan
c.       Kawasan Pemanfaatan
d.      Kawasan Pengelolaan
e.       Kawasan Penilaian
f.       Kawasan Perlengkapan
g.      Kawasan Evaluasi
3.    Hubungan antar kawasan dapat bersifat tidak linier, bersifat sinergesik, dan juga bersifat saling melengkapi.
B.     Rekomendasi
Hendaknya makalah ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber pembelajaran  dan dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca. Penyusun juga menyadari bahwa pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kami mohon kritik dan saran dari pembaca.




DAFTAR PUSTAKA
Barbara B. Seels, dan Rita C. Richey, Teknologi Pembelajaran Definisi dan Kawasannya, (Washington DC: Association for Educational Communications and Technology, 1994)
Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012)
Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan Teknologi...,
Harjali, Teknologi Pendidikan, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2000)
Miarso, Yusufhadi, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, 2009.
Muhardi, Kawasan Teknologi Pendidikan, dalam http://www.muhardi.com/kawasan-teknologi-pendidikan/  diakses 9:00WIB/24/03/2016
Nanang,KawasanTeknologiPembelajaran,dalamhttp://nanangpeye.blogspot.co.id/2012/06/kawasan-teknologi-pembelajaran.html >diakses 10:18 WIB/24/03/2016
Suparman & Zuhairi, Pendayagunaan Teknologi Pendidikan, 2006.
Warsita Bambang, Teknologi Pembelajaran dan Landasan Aplikasinya, (Jakarta:Rieneka Cipta, 2008)
Yadi Wadokai, Makalah Kawasan Teknologi Pembelajaran, dalam http://yadiwadokai.blogspot.com/makalah-kawasan-teknologi pembelajaran.html diakses 9:51WIB /24/03/2016



[1] Miarso, Yusufhadi. 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan
[2] Suparman & Zuhairi. 2006. Pendayagunaan Teknologi Pendidikan
[4] Harjali, Teknologi  Pendidikan, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2000), hal. 45
[5] Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), hal. 49
[6] Barbara B. Seels, dan Rita C. Richey, Teknologi  Pembelajaran  Definisi  dan  Kawasannya, (Washington DC: Association for Educational Communications and Technology, 1994), hal. 33
[7] Dewi Salma Prawiradilaga, Wawasan Teknologi..., hal. 50-54
[8] Warsita Bambang, Teknologi Pembelajaran dan Landasan Aplikasinya, (Jakarta:Rieneka Cipta, 2008), hal.25
[9] Nanang, Kawasan Teknologi Pembelajaran, dalam http://nanangpeye.blogspot.co.id/2012/06/kawasan-teknologi-pembelajaran.html>diakses 10:18 WIB/24/03/2016
[10] Yadi Wadokai, Makalah Kawasan Teknologi Pembelajaran, dalam http://yadiwadokai.blogspot.com/makalah-kawasan-teknologi pembelajaran.html diakses 9:51WIB /24/03/2016
[11] Muhardi, Kawasan Teknologi Pendidikan, dalam http://www.muhardi.com/kawasan-teknologi-pendidikan/  diakses 9:00WIB/24/03/2016



No comments:

Post a Comment